Menlu Retno Bingung Dengan "Statement" PM Israel di Sidang DK PBB

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menyampaikan kebingungannya terhadap statement yang diucapkan oleh Perdana Menteri Israel di sidang DK PBB.

Menlu Retno Bingung Dengan "Statement" PM Israel di Sidang DK PBB
Menlu Retno Bingung Dengan "Statement" PM Israel di Sidang DK PBB. Gambar : AFP via VOA INDONESIA

BaperaNews - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyampaikan kebingungannya terhadap pernyataan kontroversial Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Sidang Dewan Keamanan PBB.

Retno menilai jeda kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza saat ini, meskipun diakui baik, belum mencukupi untuk memperbaiki situasi di wilayah tersebut.

Pertemuan Dewan Keamanan PBB, yang berlangsung di New York pada Rabu (29/11), dihadiri oleh Menteri Luar Negeri dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), termasuk Retno Marsudi. Mereka tengah melakukan kunjungan ke negara-negara anggota tetap DK PBB untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Retno Marsudi, dalam wawancaranya dengan VOA, menyatakan ketidakpahamannya terhadap pernyataan Netanyahu yang secara terbuka menyatakan niatnya untuk melanjutkan serangan guna menumpas Hamas begitu jeda pertempuran berakhir.

Ia menekankan perlunya intervensi Dewan Keamanan PBB untuk mencegah terulangnya kekerasan di Gaza.

Perwakilan Tetap Israel di PBB, Gilad Erdan, menanggapi anggapan bahwa konflik antara Israel dan Hamas bukan sekadar konflik politik atau perebutan lahan. Erdan menilainya sebagai upaya penghancuran Israel dan bangsa Yahudi.

Baca Juga : Geram Diserang Netizen Indonesia, Tentara Israel: Kalian Harus Operasi Hidung

Dalam pertemuan DK PBB, Erdan menyatakan pandangan bahwa Hamas hanya menginginkan penerapan solusi akhir Hitler dan bahwa ideologi genosida harus diberantas.

Dalam Resolusi 2712 yang diadopsi oleh DK PBB pertengahan November lalu, gencatan senjata kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di Jalur Gaza telah diserukan untuk memfasilitasi penyediaan barang dan jasa penting bagi penduduk setempat.

Namun, pertemuan hari Rabu ini menunjukkan bahwa perlunya "gencatan senjata kemanusiaan yang sesungguhnya" dan pencapaian solusi dua negara masih menjadi fokus.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menggarisbawahi urgensi gencatan senjata sejati dan pencapaian solusi dua negara dalam pertemuan hari Rabu. Peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Warga Palestina yang diperingati setiap 29 November sejak 1977 juga menjadi latar belakang pertemuan tersebut.

Sebelum kunjungan ke New York, Komite Menteri-menteri Luar Negeri KTT Gabungan OKI dan Liga Arab telah mengunjungi empat negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB lainnya, yaitu China, Rusia, Inggris, dan Perancis. Setidaknya, China dan Rusia menyatakan dukungan mereka terhadap upaya mencapai gencatan senjata.

Meskipun Resolusi 2712 telah dikeluarkan, tantangan untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan dan solusi politik tetap menjadi prioritas.

Retno Marsudi, sebagai perwakilan Indonesia, mengemukakan pandangannya agar Dewan Keamanan PBB dapat berperan lebih aktif untuk mencegah kekerasan yang terus menerus di Gaza.

Baca Juga : Elon Musk Dukung Israel Hancurkan Hamas di Gaza