Hamas Eksekusi Mati 5 Warga Palestina, 2 Diantaranya Kerja Sama Dengan Israel
Hamas mengeksekusi mati 5 warga Palestinya pada Minggu (4/9) 2 diantaranya terbukti bekerja sama dengan Israel, dan 3 Lainnya karena kasus kriminal
BaperaNews - Faksi Hamas memberi hukuman mati kepada lima orang warga Palestina pada Minggu (4/9), dua diantaranya karena membantu Israel.
“Minggu pagi, hukuman mati dilaksanakan kepada dua orang karena berkolaborasi dengan penjajah Israel, dan tiga lainnya karena kasus kriminal” bunyi pernyataan resmi Hamas.
Hamas memastikan kelima terpidana mati tersebut sebelumnya telah diberi hak untuk membela diri, namun keduanya tetap dihukum karena terbukti bekerjasama dengan Israel. Identitas dua orang tersebut tidak dibeberkan, hanya menjelaskan mereka orang kelahiran tahun 1978 dan 1968.
Pria kelahiran tahun 1978 itu ialah warga Khan Yunis, Gaza, ia diyakini memberi informasi tentang orang yang tergabung dalam gerakan perlawanan di kediaman mereka dan lokasi perantara roket pada tahun 1991.
Sedangkan tersangka satunya yang lahir pada tahun 1968 dituding memberi informasi intelijen kepada Israel pada tahun 2001 yang akhirnya berujung pada kematian warga. Selain dua tersangka yang bekerjasama dengan Israel tersebut, tiga terpidana mati lainnya dinyatakan bersalah karena kasus pembunuhan.
Baca Juga : FBI Temukan 11 Ribu Dokumen Rahasia Negara di Rumah Trump
Eksekusi mati ini ialah yang pertama di Palestina dalam lima tahun terakhir. Direktur Human Rights Watch Israel dan Palestina, Omar Shakir menganggap eksekusi ini mengerikan. “Kematian sebagai bentuk hukuman pemerintah ialah praktik barbar yang tidak punya tempat di dunia modern” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Pusat Hak Asasi Manusia Palestina, menyebut hukuman mati tersebut ialah bentuk pelanggaran terhadap kewajiban internasional Palestina.
Saat ini Palestina memiliki dua kepemimpinan yaitu Hamas di Jalur Gaza dan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) di Tepi Barat. Presiden Palestina yang saat ini menjabat, Mahmoud Abbas, berasal dari PLO.
Abbas sebelumnya sudah sepakat untuk menentang hukuman mati, ia menandatangani kesepakatan tersebut dengan PBB, namun Hamas justru menerapkan hukuman mati di wilayah mereka. Abbas sendiri belum memberikan pernyataan tentang hukuman mati tersebut yang banyak ditentang oleh sejumlah lembaga Palestina.
Bekerjasama dengan Israel dianggap sebagai mata-mata musuh yang tidak terampuni perbuatannya mengingat Palestina dan Israel terus menegang selama puluhan tahun. Isu apapun tentang keduanya menjadi hal yang positif, sebab itu, dua terpidana mati yang bekerjasama dengan Israel dianggap sebagai pengkhianat Negara yang merugikan sesama warga Israel.
Baca Juga : AS Jual Alat Militer Rp 16 Triliun Ke Taiwan Di Tengah Ketegangan Dengan China