Disebut Beri Serangan Genosida, Israel Bom Rumah Sakit Gaza Akibatkan 500 Orang Tewas
Israel meluncurkan serangan ke Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, juga dikenal sebagai Al-Ahli al-Arabi, di Kota Gaza pada Selasa malam (17/10).
BaperaNews - Lebih dari 500 orang dinyatakan tewas dalam serangan Israel terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, juga dikenal sebagai Al-Ahli al-Arabi, di Kota Gaza pada Selasa malam (17/10), menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas.
Serangan ini dianggap sebagai salah satu peristiwa paling mematikan dalam konflik Israel-Hamas dalam lima belas tahun terakhir, sejak kelompok militan Hamas mengambil alih Gaza pada tahun 2007.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 500 orang tewas dalam serangan udara Israel pada malam itu. Namun, juru bicara pertahanan sipil Gaza menyebutkan bahwa jumlah korban tewas sekitar 300 orang. .
Serangan ini terjadi sekitar pukul 19.30 waktu setempat dan terjadi tanpa peringatan sebelumnya. Rumah sakit yang penuh dengan pasien dan warga sipil berlindung ini menjadi sasaran serangan udara.
Dalam rekaman yang disiarkan oleh Al Jazeera, dapat terlihat api besar melanda gedung rumah sakit, dengan mayat berserakan di dalamnya, bercak darah, dan puing-puing yang menutupi lantai.
Baca Juga : Israel Dilanda Banjir Hingga Badai Pasir, Serangan Jalur Darat ke Gaza Ditunda
Dokter Ghassan Abu Sittah menggambarkan serangan itu sebagai "pembantaian" dan menegaskan bahwa rumah sakit bukanlah sasaran yang seharusnya.
Rumah sakit ini sudah pernah terkena serangan roket pada hari Sabtu sebelum serangan ini, yang mengakibatkan empat staf medis terluka. Tetapi serangan ini pada Selasa malam jauh lebih merusak dan mematikan.
Lebih dari 300 korban luka dilarikan ke rumah sakit utama Kota Gaza, al-Shifa. Sayangnya, al-Shifa juga sudah kewalahan menangani korban luka akibat serangan-serangan sebelumnya. Pasien tergeletak di lantai yang berlumuran darah, menderita akibat kekurangan tempat tidur dan peralatan medis.
Dokter Ziad Shehadah mengatakan bahwa banyak warga sipil yang mencari perlindungan di rumah sakit ini terbunuh, termasuk keluarga pengungsi, pasien, anak-anak, dan wanita. Mereka semua adalah orang-orang yang mencari tempat aman.
Serangan ini telah mendapatkan reaksi keras, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menuntut perlindungan segera terhadap warga sipil dan layanan kesehatan di wilayah Palestina. Ia mengecam keras serangan tersebut.
Pertemuan Dibatalkan
Saat tragedi ini terjadi, Presiden AS, Joe Biden, bersiap untuk tiba di Tel Aviv pada hari Rabu untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Israel, Palestina, Yordania, dan Mesir dalam upaya pemerintahannya untuk mengurangi ancaman perang regional.
Namun, Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang menguasai sebagian Tepi Barat yang diduduki, membatalkan rencana pertemuan dengan Biden sebagai protes atas serangan rumah sakit tersebut.
Abbas menyatakan tiga hari berkabung dan menyebut apa yang terjadi sebagai "genosida." Ia juga menyerukan komunitas internasional untuk segera turun tangan menghentikan pembantaian ini.
Baca Juga : Terjadi Ledakan Bom Bunuh Diri di Pakistan, 44 Orang Tewas