Garut Tetapkan Status KLB, Usai 7 Warga Meninggal Diduga Kena Difteri
Pemerintah Kabupaten Garut resmi menetapkan status KLB difteri di wilayahnya usai adanya 7 orang warga meninggal dunia dalam waktu berdekatan.
BaperaNews - Pemerintah Kabupaten Garut resmi menetapkan status KLB difteri di wilayahnya. Penetapan status KLB difteri di Garut ini dilakukan usai adanya 7 orang warga Garut di desa Sukahurip meninggal dunia dalam waktu berdekatan yang diduga karena difteri.
Ketua Tim Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Jawa Barat Dewi Ambarwati mengatakan usai adanya 7 warga meninggal dunia dalam waktu berdekatan yang diduga karena difteri tersebut, pihaknya melakukan pemeriksaan lanjutan dan menemukan ada 2 warga lain dinyatakan positif difteri.
“Jadi di Garut ini pada Februari 2023 ada 7 orang meninggal dunia. Kepala Puskesmasnya curiga karena meninggal dunia dalam waktu berdekatan. Maka langsung dilakukan uji epidemiologi dan mereka menduga itu karena difteri” terang Dewi Ambarwati pada Selasa (21/2).
“Karena sudah meninggal dunia, kita tak bisa ambil sampel mereka, jadi kita cari sampel warga yang ada kontak erat dengan mereka dan ditemukan ada 2 orang memang positif difteri” lanjutnya.
Warga yang diketahui positif difteri tersebut saat ini sedang dirawat intensif. Dinkes Jabar juga terus menelusuri kasus serupa, dikhawatirkan ada kasus difteri di daerah lainnya.
“Nah, selanjutnya kita cari di kota lainnya, ini dalam proses pemeriksaan. Tapi saya belum hafal datanya, di tahun kemarin sudah ada kasus difteri, cuma ini baru hangat-hangatnya itu di Garut” pungkas Sekretaris Dinkes Garut, Leli Yuliani.
Baca Juga : Demam Keong Mewabah di Sulteng, Simak Gejalanya!
Status KLB difteri di Garut ditetapkan berdasarkan SK Bupati selama 10 bulan ke depan yakni hingga November 2023 mendatang. Pemerintah Garut kini melakukan program vaksinasi difteri untuk anak-anak umur 15 tahun ke bawah dengan harapan bisa mencegah penyebaran dan penularan difteri.
“Sudah ada respon dari Kementrian dan Bupati, kita seminggu ini maraton turun ke lapangan lakukan vaksinasi. Jadi anak-anak umur 15 tahun ke bawah di desa itu kita suntik imunisasi difteri semuanya, kita lakukan pendekatan ke tokoh masyarakat dan tokoh agama di lapangan” tutup Leli Yuliani.
7 orang warga yang telah meninggal dunia tersebut tidak memiliki catatan riwayat kesehatan yang jelas, belum bisa dipastikan kematiannya karena difteri. Namun karena ditemukan ada 2 kasus difteri pada orang terdekat pasien yang meninggal dunia tersebut, diduga 7 orang yang meninggal dunia ini memang terjangkit difteri.
Dinkes Garut kini juga mengawasi dan memeriksa sampel orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien serta melakukan observasi ke daerah lain untuk mencegah difteri makin menyebar dan melakukan deteksi serta pengobatan dini pada pasien.
Baca Juga : Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Muncul Lagi di DKI Jakarta