Fahd A Rafiq : Chief Destruction Officer Sangat Diperlukan Dalam Melakukan Pembaharuan Organisasi

Ketua Umum DPP BAPERA , Fahd A Rafiq mengatakan bahwa Chief Destruction Officer (CDO) sangat diperlukan dalam melakukan pembaharuan organisasi.

Fahd A Rafiq : Chief Destruction Officer Sangat Diperlukan Dalam Melakukan Pembaharuan Organisasi
Fahd A Rafiq : Chief Destruction Officer Sangat Diperlukan Dalam Melakukan Pembaharuan Organisasi. Gambar : Instagram.com/@dpp.bapera

BaperaNews - Saat ini yang sering di kenal banyak orang dalam mengembangkan organisasi atau perusahaan adalah Chief Exececutife Officer (CEO), Chief Financial Officer (CFO), Chief Operating Officer (COO) dan Chief Financial Officer (CFO). 

Akan tetapi, adalagi bintang baru bernama Chief Destruction Officer (CDO) yang sangat diperlukan dalam pembaharuan organisasi atau perusahaan khususnya untuk memahami peta persaingan dizaman yang serba canggih saat ini. 

Fahd A Rafiq: Seorang pemimpin yang bermental CDO (Chief Destruction Officer) haruslah mereka yang inovatif, kreatif dan mampu memperjuangkan idenya. 

Fahd A Rafiq mengatakan, "sebelum Facebook hebat seperti saat ini ada sosok gila yang bernama Chamat Palihapitiya julukannya adalah Chalie Foxtrot, dare devil Entrepreneur (Pengusaha Gila) beliau yang melakukan presentase di depan Mark Zuckerberg dan dialah yang menemukan rumus psikologi sosial yaitu tentang keinginan manusia untuk exist terkoneksi yang menyentuh hak dasar manusia bahwa diciptakan sama haknya". 

Rumus yang diciptakan Chamat Palihapitiya dalam sekejap merusak tatanan baku dunia sosial media saat itu, Facebook tahun 2008 yang hanya memiliki 75 juta pengguna langsung melejit menjadi 750 juta pengguna hanya dalam waktu satu tahun. 

Belajar dari Chamath Palihapitiya yang  melakukan perusakan (destruksi) terhadap sistem yang ada. Destruction is job no 1 before competition does to us. Merusak pekerjaan utama itu adalah kata kata provokatif dari tom peters pakar manajemen yang visioner kira kira 10 tahun yang lalu. Tugas utama pemimpin bisnis adalah merusak bisnisnya. 

Sekilas pernyataan diatas memang gendeng. Tapi komentar nakal dan provokatif diatas adalah bukanlah celotehan main main. Kata demi kata itu keluar dari mulut seorang maha guru manajemen (guru of gurus) yang memiliki arti yang amat dalam. Jika kita mampu mencernanya akan menyentak langsung kesadaran kita. Kata demi kata itu akan membangun “Sense of urgency” dan “sense of crisis” kita. 

Baca Juga : Pimpinan Bapera, Fahd A Rafiq Belajar Dari Filosofi Pohon

Steve Jobs piawai merusak Apple dari apple dari 1.0 yang hampir bangkrut menjadi apple 2.0, yang gagah perkasa ipod. Indonesia ada Ignatius Jonan yang piawai merusak KAI 1.0 menjadi KAI 2.0 yang gesit, Helmi Yahya yang merusak TVRI yang kuno dan tidak menarik hanya 2 tahun menjadi naik 300% share ratingnya dan satu lagi Sri Puji Astuti yang bikin pencuri ikan dari negara lain ketar ketir dengan sistem gila dan nekat yang dilakukannya. 

Akan tetapi, CDO (Chief Destruction Officer) tugasnya menghancurkan perusahaan. Lanskap bisnis saat ini bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dimulai dari chaotic, radical, turbulent, volatile, uncertain, unpredictable  dan banyak lagi. Lanskap yang super cepat hari ini bukannya tanpa bahaya akan tetapi bahayanya sangat sangat besar. 

Fahd A Rafiq menyebutkan contohnya Layanan pos mati dimakan killer app baru seperti email, sms dan ATM, IBM hampir hancur karena adanya apa yang disebut Andy Grove, pendiri intel sebagai industri inflection point. 

Untuk menjadi seorang yang the survivors persis yang dikatakan Tom Peters terletak pada satu kata yaitu penghancuran. Di era yang serba cepat ini kita tidak boleh segan segan menghancurkan sendi sendi kesuksesan masa lalu kita. “ Break with the Immediate past. Kenapa? barangkali sendi sendi kesuksesan masa lalu kita sudah tak relevan lagi sekarang. Kalau bisnis model tidak cocok lagi dengan masa kini dan masa depan segera hancurkan dan bangun kembali. 

Kalau krisis bisa kapanpun datang dan terus mengintai tanpa sinyal, tanpa pemberitahuan maka Creative Destruction haruslah menjadi keseharian operasi perusahaan atau organisasi anda. Organisasi harus memiliki Alert system untuk mengendus munculnya krisis, dan kemudian dengan agilitas yang tinggi organisasi anda mampu meresponnya dengan creative destruction yang terkelola secara baik. 

Ketua Umum DPP BAPERA , Fahd A Rafiq menyimpulkan, “winning in the light –speed change era is about survival. Daya survival organisasi anda akan ditentukan kapasitasnya melakukan creative destruction secara kontinyu. Dan kalau kita sepakat bahwa suistainibility adalah tujuan akhir dari sukses perusahaan atau organisasi yang kita pimpin, maka bisa dikatakan sesungguhnya adalah sustanibility is a journey of destruction, it is a destruction safari for long term survival ( sebuah perjalanan panjang dimana kita melompat dari satu creative destruction ke creative destruction yang lain," tutup Kabid Ormas DPP Partai Golkar, Fahd A Rafiq.

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Jangan Remehkan "Butterfly Effect", Karena itu Bisa Merubah Arah Dunia 

Penulis : ASW