Fahd A Rafiq Bicara Pemerintah Jaga Stabilitas Nilai Tukar untuk Mendukung Penguatan Ekonomi Nasional
Pemerintah Indonesia, melalui Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, memperkuat ekonomi nasional dengan menjaga stabilitas nilai tukar mata uang lokal dalam transaksi internasional.
BaperaNews - Penguatan ekonomi nasional di tengah terpaan tantangan global membutuhkan dukungan stabilitas makro ekonomi, terutama dari sisi perdagangan dan investasi luar negeri.
Penguatan stabilitas makro tersebut salah satunya melalui penggunaan mata uang lokal dalam transaksi Indonesia dengan negara mitra yang memiliki potensi besar.
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd El Fouz, Pemerintah melalui Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah berusaha untuk menguatkan ekonomi dalam negeri, dengan melalui menjaga stabilitas nilai tukar uang lokal dalam transaksi dengan negara mitra yang bekerja sama dengan Indonesia.
“Kini Pemerintah terus mengupayakan sektor ekonomi Nasional untuk stabil, dalam keadaan tantangan global. Melalui Pak Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Indonesia melakukan kerja sama Skema LCT yang sebelumnya dikenal sebagai Local Currency Settlement (LCS) merupakan penyelesaian transaksi yang dilakukan secara bilateral oleh masing-masing pelaku usaha dengan menggunakan mata uang lokalnya.” Ujar Fahd A Rafiq Rabu, (6/9/23).
Nota Kesepahaman yang ditandatangani tersebut menandai pentingnya penguatan kerja sama dan koordinasi lintas Kementerian/Lembaga (K/L) di dalam negeri untuk meningkatkan penggunaan atau pemanfaatan skema Local Currency Transaction (LCT).
Kesepakatan oleh sepuluh pimpinan K/L yang juga disaksikan oleh Presiden Joko Widodo merupakan wujud good governance dan wujud komitmen, kerjasama, dan sinergi antar pimpinan K/L serta seluruh stakeholders untuk mendorong penggunaan LCT.
Seiring dengan kebutuhan dan pengembangan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi Indonesia dengan negara mitra, maka dilakukan pengembangan framework LCS menjadi LCT.Nilai transaksi dan jumlah pelaku LCT terus tumbuh positif dimana pada Januari hingga April 2023 mencapai USD2.1 milliar.
Sementara itu, transaksi pada tahun 2022 mencapai USD4.1 milliar atau 5 kali lebih besar dibanding total transaksi di 2020 sebesar USD797 juta. Jumlah pelaku LCT juga terdata meningkat signifikan dari 101 nasabah di tahun 2018 menjadi sebanyak 2.064 nasabah per April 2023.
Fahd A Rafiq menambahkan, “Dari hasil kesepatan MoU tersebut, penting bagi Pemerintah untuk terus memperkuat bekerja sama agar stabilitas mata uang lokal tetap terjaga, melalui Program LCT di harapkan transaksi perdagangan dan investasi langsung, transaksi perbankan dan pasar keuangan, serta transaksi pembayaran antara Indonesia dengan negara mitra terus meningkat setiap tahunnya, ini menjadikan sektor ekonomi Nasional terus meningkat kedepannya.” Tutupnya.
Momentum penandatanganan Nota Kesepahaman dalam rangkaian ASEAN Summit selaras dengan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 serta skema LCT juga merupakan Agenda Prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.
Pembentukan ASEAN Task Force LCT dan ASEAN Framework LCT merupakan salah satu Priority Economic Deliverables (PED) pada Keketuaan ASEAN 2023 khususnya pada pilar recovery and rebuilding.
Penulis : FNID