Fahd A Rafiq : Kemiskinan Dan Kebodohan Itu By Sistem

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengatakan bahwa kemiskinan dan kebodohan itu merupakan by sistem.

Fahd A Rafiq : Kemiskinan Dan Kebodohan Itu By Sistem
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengatakan bahwa kemiskinan dan kebodohan itu merupakan by sistem. Gambar : Unsplash.com/Dok. Dulana Kodithuwakku

Bergesernya sebuah nilai spiritual (Ketuhanan Yang Maha Esa) ke arah materialisme memang telah didesain sejak lama. Nilai spiritual itulah yang harus dijaga, karena Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila pertama di Pancasila yang membuat Indonesia bersatu seperti saat ini. (Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq) 

BaperaNews - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq menyebut musuh manusia saat ini ada 3 yakni kemiskinan, kebodohan dan pengendalian dunia (yang stel dunia ini seperti apa). 

Fahd A Rafiq mengatakan, “Dunia saat ini didesain oleh 0,03 persen populasi tapi mengendalikan 70% manusia di dunia mereka disebut Controller (Sang pengendali) dan 30% populasi manusia memegang kekayaan 90% yang disebut kelompok The Have. Jika cerita ini akan diteruskan ujungnya adalah pertarungan hitam vs putih yang telah dibahas di dalam kitab suci agama Ibrahim”. 

Mengulang kembali ke sejarah dunia, saat itu Nebukadnezar II tumbang usai menganggap dirinya sebagai tuhan dan ia dikalahkan oleh seekor nyamuk. Lalu ada Firaun yang ditumbangkan oleh Musa dan ditenggelamkan di laut merah. 

Ada sebuah narasi di dalam film Hollywood yang berisi “Jangan pernah melawan tuhan, karena kehancuran sudah ada di depan mata”.

Fahd A Rafiq menjelaskan, “Lanjut ke cerita awal, ada sekelompok manusia yang ingin semua orang selalu bodoh dan miskin itu ada lho, jadi kebodohan dan kemiskinan itu by sistem. Kemiskinan itu dirancang dalam jangka panjang oleh kaum pengendali atau mereka yang menciptakan keuntungan sebesar besarnya untuk kelompoknya. Ada pertanyaan sederhana?”

“Mengapa Tiongkok berani melawan IMF? Jawabannya, karena Tiongkok adalah toolsnya para pengendali, itulah mengapa Tiongkok berani melawan IMF dan membuat aliansi baru serta menjadi target tercepat pembangunannya dalam 30 tahun terakhir,” lanjut Fahd A Rafiq

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Mengenal State Sponsor Yang Ingin Porak Porandakan Indonesia

“Kemudian ada hal yang paling sering kita katakan bahwa "Last Best Land On Earth". Yang menjadi target kaum pengendali selanjutnya adalah INDONESIA. Karena sumber bahan baku yang diproduksi dari dan oleh Tiongkok semuanya ada di Indonesia, pemerintah harus waspada dan jangan masuk jebakan terlalu dalam,” Ucap Fahd A Rafiq. 

Fahd A Rafiq juga menegaskan bahwa strategi mengikuti Tiongkok sangat berbahaya untuk kaum Nasionalis. Sebab, Komunis Tiongkok hanya sebuah tools untuk kamu pengendali dan jangan sampai Indonesia menjadi toolsnya tools (Alatnya alat). Tiongkok juga memiliki agenda tersembunyi yang ditunggangi globalist atau globalist tunggangi balik Tiongkok. 

Hal ini seperti seni bermain catur yang sangat indah dan harus diingatkan kepada setiap pejabat dan para pemangku jabatan strategis di NKRI, karena di situasi seperti ini harus bermain cantik. 

Ketua Umum DPP Bapera ini menjabarkan, “Dubai dan Tiongkok strategi nasionalnya itu holistik dan harus menyeluruh, kedaulatan, humanisme juga harus dijaga. SDA harus maksimum untuk keuntungan negara, begitu juga bangsa Indonesia dan keuntungan geografi semua keuntungan bangsa Indonesia”. 

“Indonesia harus Follow the Game Changing Plan dan tidak Follow World Regulator. Kita harus tau bagaimana menunggangi kaum pengendali diawalnya, tau kapan menekan Tiongkok dan tau kapan menekan Amerika dan punya strategi untuk kaum pengendali takluk,” pungkas Fahd A Rafiq

“Untuk kesekian kalinya saya pemuda yang tak pernah lelah menyarankan untuk kebaikan bangsa ini, mulailah mengenal lawan kita, mulailah membaca langkah mereka dan niat mereka, buatlah rencana besar untuk Indonesia, lakukan Diplomasi  logam seperti gajah mada, lakukan diplomasi kebudayaan seperti para Walisongo dulu dan harus bermain cantik,” tutup Fahd A Rafiq. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq: Ancaman Ada Di Depan Mata Indonesia, Tiongkok Kembali Klaim Laut Natuna

Penulis: ASW