Fahd A Rafiq Sekilas Membahas 7 Presiden Indonesia

Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq sekilas membahas prestasi apa saja yang yang sudah di raih oleh 7 Presiden Indonesia.

Fahd A Rafiq Sekilas Membahas 7 Presiden Indonesia
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq sekilas membahas prestasi apa saja yang yang sudah di raih oleh 7 Presiden Indonesia. Gambar : Hops.id/Edited by HerStory

BaperaNews - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq menyatakan bahwa dalam mengelola negara yang benar, enam pilar bernegara harus dibangun secara bersama. Enam pilar bernegara tersebut diantaranya ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan (IPOLEKSOSBUDHANKAM). 

Namun, tidak semua tahu bahwa setiap pemimpin itu memiliki selera yang berbeda-beda (preference) dan kecenderungan yang mereka sukai atau menjadi pilihan utama, itu yang selalu didahulukan. 

Ketua Umum DPP Bapera Ini mengatakan, “Mari kita melihat kembali sejarah, pada saat pemerintahan Ir. Soekarno, usia Indonesia yang masih sangat muda pilihan terbanyaknya adalah masalah Perpolitikan. Jadi, dari 7 sendi bernegara zaman Pak Karno, politik memakan porsi terbesar dan bentuk Demokrasi Parlementer serta Terpimpin dicoba pada masanya”. 

Selain politik, Ir. Soekarno juga memiliki selera seni dan kebudayaan yang tinggi. Lalu, saat zaman pemerintahan Ir. Soekarno, seniman mendapatkan tempat yang terhormat. Saat itu budaya kebaya menjadi citra bangsa dan simbol tingginya nasionalisme. Patung dan lukisan juga menghiasi sudut ibu kota serta masih banyak lagi karya seni yang diangkat oleh Ir. Soekarno. 

Selanjutnya, Ir. Soekarno fokus untuk menyatukan Papua, mengambil Papua dari Belanda dengan lobi-lobi internasional. Dan geopolitik luar negeri pada zaman Ir. Soekarno adalah yang terbaik. 

Beralih ke Presiden kedua yakni Soeharto. Saat itu Soeharto menggunakan tangan besi, dimana pertahanan menjadi fokus terbesar. Lalu, ia fokus di dalam keamanan, pangan, pertanian dan nelayan. 

Di era Soeharto, Indonesia dikenal sebagai “Negeri Swasembada Pangan” pada 1984, dan hal itu membuat Soeharto mendapatkan kehormatan untuk berpidato dalam konferensi ke-23 Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Italia, pada 14 November 1985. Lalu, Soeharto juga memberikan bantuan 100.000 ton padi untuk korban kelaparan di Afrika pada saat itu. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq Ceritakan Negara Besar Yang Bermain Cantik Dalam Politik Global

Prestasi Soeharto selanjutnya adalah di era beliau 1 dollar setara dengan Rp 378 sejak 1971 dan membuat barang-barang kebutuhan sangat murah pada saat itu. 

Menurut Fahd A Rafiq, ketiga Presiden Indonesia setelah Ir. Soekarno dan Soeharto yakni B.J Habibie, Gusdur, Megawati tidak begitu sempurna. Lalu, di era pemerintahan SBY hanya fokus di sektor ekonomi. GDP per capita tumbuh 400% dibawah pemerintahan beliau selama 10 tahun. 

Dimasa SBY negara juga tidak seimbang, sedikit mendapatkan perhatian seperti mendapat gangguan Ideologi negara. Pertahanan dan keamanan juga perlahan mulai hancur. Namun, peristiwa terorisme yang menyetujui tumpah darah sesama anak bangsa yang beda agama mulai marak di zaman SBY dan didiamkan sehingga berpengaruh ke ideologi negara hingga saat ini. 

Selanjutnya, pemerintahan sekarang fokusnya mau kemana? Masyarakat sendiri yang bisa menilai kemana fokusnya pemerintahan Jokowi, apa kelebihan dan apa kekurangannya. Karena, Jokowi belum genap 10 tahun menjadi Presiden di Indonesia. 

“Tapi Bagi saya saat ini, enam pilar bernegara tergerus diluar Politik. Perpolitikan Indonesia selesai di zaman Ir. Joko Widodo. Dan Presiden Jokowi  layak diberikan penghargaan ‘Is The Best Politician’, beliau lentur dan lincah dalam mengarungi derasnya ombak perpolitikan Indonesia pasca Reformasi. Dan benar dunia perpolitikan dalam 7 tahun ini "selesai" dengan dukungan mayoritas baik di parlemen dan di kabinet, Bapak Joko Widodo menang telak,” pungkas Fahd A Rafiq

“Lalu arahnya kemana tulisan ini, saya hanya mengingatkan bahwa HANKAM di negara kita saat ini lemah sekali. Masalah Kriminal seperti begal, rampok, yang beritanya selalu ramai di media nasional, narkoba, intoleransi, konflik horizontal dan radikalisme  masih sangat bermasalah di negeri yang tak pernah lelah kita cintai ini,” lanjut Fahd A Rafiq. 

Oleh karena itu, Fahd A Rafiq menyarankan, agar pemerintah dengan cepat memperbaiki enam pilar bernegara yang telah disebutkan tadi, masih ada waktu untuk memperbaiki jika strategi dan langkahnya terukur dengan baik. 

Baca Juga : Fahd A Rafiq Review Prestasi Indonesia Pada HUT Kemerdekaan Ke 77

Penulis: ASW