Dua Kasus Pelecehan Seksual Terjadi Di KRL Dalam Sepekan, PT KAI Diminta Bertindak Tegas!
Dalam sepekan terjadi dua kasus pelecehan seksual di dalam KRL. Penumpang meminta PT KAI Commuter untuk bertindak tegas dan tidak hanya wacana!
BaperaNews - Sederet kasus pelecehan seksual yang terjadi di KAI Commuter atau KRL membuat sejumlah penumpang khawatir. Kejadian yang terus berulang ini, khususnya perempuan yang rentan menjadi korban. PT KAI Commuter diminta untuk memberikan sanksi tegas dan bukan hanya sekedar wacana kepada para pelaku pelecehan seksual.
Pengguna KRL bernama Umamah merasa khawatir dengan kasus pelecehan yang terjadi di KRL. Ia menilai perempuan sangat rentan menjadi korban dalam kasus pelecehan seksual.
"Saya takut banget sih, mendengar banyak berita, kalau pelecehan seksual itu banyak terdeteksi di kendaraan umum apalagi di kereta. Perempuan itu rentan menjadi korban pelecehan seksual di tempat-tempat umum seperti itu," jelasnya
Umamah mengatakan tindakan tegas dan upaya pencegahan yang berkelanjutan harus segara diambil oleh pihak PT KAI Commuter.
"Benar-benar menindak tegas, jangan cuma soal wacana, tetapi menindak tegas segala bentuk, sekecil apapun indikasi yang mengarah ke pelecehan seksual. Jadi tindak tegas itu menurutku perlu diperlihatkan PT KAI Commuter. Kedua, sebenarnya ini sudah dilakukan PT KAI Commuter, mungkin bisa dilakukan lebih banyak lagi dan masif lagi," ujarnya.
Selain itu, penumpang lainnya bernama Aini juga mengaku merasa risih dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di KRL.
"Saya sebagai penumpang perempuan, merasa risih dan jijik. Dan juga insecure ya, gara-gara banyak ke up video-video pelecahan seksual di dalam KRL," ujar Aini, dikutip dari Suara.com, Selasa (19/7/2022).
Maraknya kasus pelecehan seksual di KRL membuat aini merasa khawatir selama menggunakan KRL. Sebab tidak menutup kemungkinan dirinya akan menjadi korban yang ditargetkan.
"Mungkin selama ini, saya naik KRL, mikirnya siapa tahu saya selama ini mungkin ada upaya-upaya pelecehan dan pencabulan, yang mungkin dilakukan ke saya. Mungkin saya enggak mengetahuinya juga," tuturnya.
Aini menilai, berulangnya kasus pelecehan seksual di KRL juga disebabkan oleh ketidaktegasan PT KAI Commuter kepada para pelakunya. Tindak lanjut pengelolah dinilai hanya sekedar meredam kepanikan penumpang, bukan membuat efek jera jangka panjang untuk pelaku.
"Saya sayangkan itu dari pihak KRL-nya itu, kan kasusnya sudah beberapa kali ke-up gitu. Tapi kayaknya dari pihak KRL cuma sekedar imbauan, terimakasih atas info dari masyarakat, sekedar menindak lanjuti, Tetapi kayak ke depan kasus ini masih terjadi terulang, pihak PT KAI enggak tegas sih soal memberantas pelecehan dan pencabulan di KRL" kata Aini.
Diketahui, dalam sepekan terakhir terdapat peristiwa pelecehan seksual di KRL yang terjadi secara berturut-turut yakni pada Jumat (15/7/2022) dan Sabtu (16/7/2022). Pelecehan seksual di KRL ini juga menuai banyak kontroversi dan kecaman dari banyak orang terutama para pengguna transportasi umum.
Kasus pelecehan seksual tersebut terjadi di Stasiun Pasar Minggu dan KRL lintas Stasiun Duri-Stasiun Jatinegara. Kedua kasus ini telah ditangani oleh pihak kepolisian dan juga petugas KAI Commuter. Petugas Pengamanan di dalam KRL maupun di area stasiun juga terus secara rutin berpatroli di pengawasan areanya masing-masing.