Donald Trump Resmi Dilantik Jadi Presiden AS ke-47

Donald Trump dilantik sebagai Presiden ke-47 AS, memulai masa jabatan kedua di tengah kontroversi hukum. JD Vance juga dilantik sebagai Wakil Presiden

Donald Trump Resmi Dilantik Jadi Presiden AS ke-47
Donald Trump Resmi Dilantik Jadi Presiden AS ke-47. Gambar : Chip Somodevilla/Pool Photo via AP

BaperaNews - Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat pada Senin (20/1), menandai awal masa jabatan keduanya.

Upacara pelantikan berlangsung di Rotunda Gedung Capitol, menjadi pelantikan dalam ruangan pertama dalam 40 tahun terakhir, sejak Ronald Reagan pada 1985. Acara ini digelar di tengah suhu dingin ekstrem yang melanda ibu kota.

Pelantikan Donald Trump di Tengah Catatan Sejarah Baru

Masa jabatan kedua Donald Trump dimulai setelah ia sebelumnya menjabat sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat pada periode 2017–2021.

Pelantikan ini mencetak sejarah baru, dengan Trump menjadi presiden pertama yang dilantik dengan status terpidana. 

Pengadilan New York, sepekan sebelum pelantikan, memutuskan bahwa Trump bersalah dalam kasus suap terkait bintang porno Stormy Daniels.

Hakim Juan Merchan dari Pengadilan New York menyatakan bahwa Trump memberikan suap untuk menutupi hubungan dengan Daniels menjelang Pemilu 2016.

Namun, pengadilan tidak menjatuhkan hukuman penjara atau denda kepada Trump, dengan alasan untuk menjaga stabilitas politik nasional. 

"Kasus ini menghadirkan situasi yang sangat unik dan luar biasa," ujar Hakim Merchan dalam persidangan (10/1).

Menanggapi putusan tersebut, Trump mengungkapkan kekecewaannya, menyebut keputusan itu sebagai upaya politis untuk merusak reputasinya.

"Ini adalah kemunduran besar bagi sistem peradilan New York dan dirancang untuk membuat saya kalah dalam pemilu, tapi jelas itu tidak berhasil," ujar Trump dalam pernyataannya menjelang vonis.

JD Vance Resmi Dilantik Sebagai Wakil Presiden

Dalam upacara yang sama, JD Vance dilantik sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat. Vance, mantan senator Partai Republik dari Ohio, mencatat sejarah sebagai wakil presiden termuda ketiga dalam sejarah AS, dengan usia 40 tahun.

Ia mengucapkan sumpah jabatan di hadapan Hakim Mahkamah Agung Brett Kavanaugh, sebelum Ketua Mahkamah Agung John Roberts memimpin pelantikan Donald Trump.

Vance dikenal sebagai tokoh konservatif yang vokal mendukung kebijakan ekonomi populis. Selama menjabat sebagai senator, ia aktif dalam mengusulkan berbagai rancangan undang-undang, termasuk pembatasan akses pasar modal AS bagi pemerintah China.

Sebagai pasangan Trump, Vance memainkan peran strategis dalam kampanye Partai Republik, yang berhasil memenangkan 312 suara elektoral dalam Pilpres 2024, mengungguli Kamala Harris dari Partai Demokrat.

Baca Juga : Usai Dilantik, Donald Trump Sebut Berencana Relokasi Warga Gaza Ke Indonesia

Momen Bersejarah di Rotunda Gedung Capitol

Pelantikan yang digelar di Rotunda Gedung Capitol berlangsung dengan suasana khidmat, diiringi penampilan musik dari Paduan Suara Gabungan Universitas Nebraska-Lincoln dan Band Marinir AS "The President’s Own."

Acara tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk mantan presiden, pejabat tinggi pemerintahan, dan anggota kongres, menandai peralihan kekuasaan resmi dari Presiden Joe Biden ke Donald Trump.

Momen ini sekaligus menjadi pengingat akan tantangan yang dihadapi Trump, baik dari sisi hukum maupun dinamika politik.

Meski kontroversial, kemenangan Trump dalam Pilpres 2024 menunjukkan kekuatan pengaruhnya di kancah politik Amerika, didukung oleh basis pemilih yang setia.

Prospek Masa Jabatan 2025–2029

Masa jabatan kedua Donald Trump diharapkan membawa berbagai kebijakan baru yang sejalan dengan visi Partai Republik.

Bersama JD Vance, Trump diproyeksikan fokus pada isu-isu seperti ekonomi domestik, pembaruan kebijakan imigrasi, serta penguatan posisi Amerika Serikat dalam politik global.

Pelantikan ini menegaskan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pemimpin yang tidak hanya mempengaruhi dinamika politik nasional, tetapi juga menghadapi tantangan hukum dan kontroversi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga : Donald Trump Pernah Ancam Gaza Akan Jadi Seperti Neraka, Kini Los Angeles Alami Kebakaran Hebat