Usai Dilantik, Donald Trump Sebut Berencana Relokasi Warga Gaza Ke Indonesia

Donald Trump mengusulkan rencana relokasi sementara dua juta warga Gaza ke Indonesia, sebagai langkah strategis pasca-perang untuk stabilitas dan rekonstruksi Gaza.

Usai Dilantik, Donald Trump Sebut Berencana Relokasi Warga Gaza Ke Indonesia
Usai Dilantik, Donald Trump Sebut Berencana Relokasi Warga Gaza Ke Indonesia. Gambar : Photo AFP/Bashar Taleb

BaperaNews - Donald Trump, Presiden Amerika Serikat yang resmi dilantik pada Senin (20/1), mencetuskan sebuah kebijakan kontroversial terkait konflik di Timur Tengah.

Dalam pernyataan yang disampaikan utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, Trump mengusulkan rencana relokasi sementara hingga dua juta warga Gaza ke Indonesia selama masa gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Pernyataan ini pertama kali diungkap pada Minggu (19/1) dan dilaporkan oleh sejumlah media internasional. Kebijakan tersebut diusulkan sebagai upaya mendukung stabilitas pasca-perang di Jalur Gaza sekaligus mempercepat proses rekonstruksi wilayah yang hancur akibat konflik berkepanjangan.

Relokasi sementara warga Gaza ke Indonesia dianggap sebagai langkah strategis untuk meredakan ketegangan sekaligus memberikan ruang bagi proses rekonstruksi Gaza.

Pejabat pemerintahan Trump, dalam keterangannya kepada NBC, menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan menciptakan stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut.

Jalur Gaza, yang menjadi pusat konflik antara Israel dan Hamas, mengalami kerusakan besar akibat serangan yang berlangsung sejak Oktober 2023.

Dalam periode tersebut, lebih dari 46.000 warga Palestina tewas, sementara 110.750 lainnya mengalami luka-luka. Meski gencatan senjata diberlakukan pada Minggu (19/1), kekhawatiran terhadap keberlanjutannya masih tetap ada.

"Jika kita tidak membantu warga Gaza, membuat kehidupan mereka lebih baik, dan memberi mereka harapan, akan terjadi pemberontakan," ujar salah satu pejabat yang terlibat, menekankan urgensi langkah ini.

Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang diusulkan untuk menerima warga Gaza sebagai pengungsi sementara.

Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Indonesia, nama Indonesia muncul dalam sejumlah laporan internasional terkait diskusi rencana relokasi tersebut. 

Namun, gagasan ini menimbulkan berbagai pertanyaan, termasuk tentang kesediaan warga Gaza untuk dipindahkan, serta dampak politik dan sosial yang mungkin terjadi.

Baca Juga : Donald Trump Pernah Ancam Gaza Akan Jadi Seperti Neraka, Kini Los Angeles Alami Kebakaran Hebat

Menurut laporan NBC, gagasan ini mendapat kritikan tajam karena dinilai sulit untuk direalisasikan. Beberapa pihak menganggap rencana tersebut sebagai kebijakan kontroversial yang berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut, khususnya di kalangan warga Palestina dan komunitas Arab.

Steve Witkoff, utusan Timur Tengah yang ditunjuk pemerintahan Trump, dijadwalkan mengunjungi Jalur Gaza dalam waktu dekat untuk meninjau situasi di lapangan.

Kunjungan ini bertujuan mengevaluasi efektivitas gencatan senjata sekaligus mencari peluang untuk memperpanjang periode damai.

Gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Minggu (19/1) diharapkan menjadi awal bagi proses rekonstruksi Gaza. Tahapan ini meliputi pembebasan sandera yang dilakukan oleh Hamas dan Israel, serta penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza. 

Pemerintahan Trump memandang langkah ini sebagai bagian dari upaya besar untuk mendamaikan konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Meski gagasan relokasi warga Gaza ke Indonesia bertujuan menciptakan stabilisasi, sejumlah pihak meragukan implementasinya.

Hingga kini, belum ada kepastian mengenai kesediaan warga Gaza untuk meninggalkan tanah mereka, bahkan jika sifat relokasi ini hanya sementara. 

Selain itu, para pengamat menilai langkah ini berpotensi memperkuat narasi terkait pemindahan paksa, yang menjadi kekhawatiran utama warga Palestina.

Ke depan, efektivitas gencatan senjata dan kelanjutan rencana relokasi ini akan menjadi sorotan utama. Sementara itu, jumlah korban dan tingkat kerusakan di Gaza menjadi pengingat mendesak akan pentingnya mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.

Baca Juga : Bencana Los Angeles Makin Menggila: Kebakaran Belum Padam, Kini Diteror Tornado Api Firenado