China Krisis Stok Daging Babi, Terungkap Penyebabnya!

China sedang mengalami krisis stok daging babi akibat menurunnya jumlah produksi dari peternak, hal itu disebabkan karena harga pakan babi yang begitu mahal.

China Krisis Stok Daging Babi, Terungkap Penyebabnya!
China mengalami krisis stok daging babi. Gambar : Unsplash.com/Dok. Kameron Kincade

BaperaNews - China mengalami krisis daging babi akibat berkurangnya produksi babi dari peternak lokal. Penurunan jumlah hasil produksi babi oleh peternak dikarenakan harga pakan babi yang terus melonjak naik sejak Juni 2021 hingga Juli 2022.

Membuat peternak terpaksa menjual ternak mereka bahkan memusnahkan induk babi dan menunda mengawinkan betina agar kerugian akibat membeli pakan dengan harga mahal tidak terus terjadi.

Kepala Eksekutif Genesus Inc kanada Jim Long yang merupakan salah satu pemasok babi bibit ke China memperkirakan populasi babi di China telah menyusut 6-8 juta ekor. “Kita semua perlu mengawasi China, kami harap peningkatan penjualan karena mereka kekurangan babi” ujarnya pada Selasa (15/11).

Sedangkan Kementerian Pertanian China melaporkan jumlah induk babi menurun jumlahnya, hanya sisa sekitar 44,6 juta pada September 2021, kemudian terus turun menjadi 41,85 juta ekor pada Maret 2022, serta sedikit meningkat menjadi 43 juta ekor pada September 2022.

Meski terjadi kenaikan jumlah induk babi pada September 2022, namun tetap tidak mampu menekan lonjakan harga pakan babi dan harga daging babi. Maklum saja, daging babi ialah makanan terfavorit warga China.

Baca Juga : Viral Kuliner India, Mie goreng Dicampur Bir

Adanya lonjakan harga daging babi dan olahannya mendorong inflasi di China yang memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. Per Oktober 2022, harga daging babi naik 51,8% dibanding tahun sebelumnya.

Sedangkan Shanghai JC Intelligence Co Ltd mencatat harga babi hidup naik 78% pada 19 oktober 2022 menjadi 28,50 yuan dari Juni 2022 lalu, harga tersebut ialah yang tertinggi sejak Maret 2021. Para analis industri, petani, dan pemasok pakan genetika memperkirakan, harga daging babi akan tetap tinggi pada tahun 2023 mendatang.

Namun, pemerintah China justru menyalahkan peternak atas hal ini, yang telah menahan babi dari disembelih untuk menggemukkannya agar mendapat harga jual lebih tinggi. Sedangkan menurut para analis, pengurangan pasokan babi memang telah terjadi sejak musim dingin tahun lalu.

Kementerian Pertanian China sebelumnya menyebut kapasitas pembibitan babi sudah cukup, namun nyatanya China kini harus mengimpor daging babi untuk beberapa bulan ke depan untuk mengatasi kelangkaan babi di Negaranya.

“Penghapusan kapasitas produksi benih mungkin lebih besar dari yang pasar bayangkan saat ini” pungkas Guan Yilin, analis Cofco Futures.

Baca Juga : Krisis Pangan Korut : Warga Miskin Kelaparan, Orang Kaya Sibuk Makan Sup Daging Anjing