Bentuk Protes Penanganan Sampah yang Tak Maksimal, Warga Buang Sampah di Depan Kantor Bupati dan DPRD Sintang
Warga Sintang melakukan aksi protes dengan membuang sampah di depan Kantor Bupati dan DPRD pada Selasa (23/7).
BaperaNews - Pada Selasa, (23/7), warga yang tergabung dalam Forum Pemuda Peduli Sampah melancarkan aksi protes yang tidak biasa dengan membuang sampah di depan Kantor Bupati dan Kantor DPRD Sintang.
Aksi ini menyoroti ketidakmampuan pemerintah daerah dalam menangani masalah sampah yang sudah lama mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dalam aksi protes yang digelar pada hari Selasa tersebut, warga membawa empat truk penuh sampah dan menumpahkannya di halaman Kantor Bupati dan DPRD.
Masing-masing kantor kebagian dua truk sampah. Sampah yang dibuang ini sebelumnya diangkut dari Jalan Hutan Wisata, salah satu lokasi yang lama tidak mendapatkan perhatian dari petugas kebersihan.
Koordinator aksi, Laurensius Anong, mengungkapkan bahwa tindakan ini merupakan bentuk frustrasi warga terhadap pemerintah daerah.
"Kami tidak merasa nyaman dengan bau sampah yang setiap hari terpaksa tercium," katanya.
Menurut Harysinto Linoh, Asisten Administrasi Umum Setda Sintang, aspirasi warga ini akan segera dilaporkan ke pimpinan.
"Kami akan mencarikan solusi yang terbaik untuk masyarakat untuk menangani sampah di Sintang," ujar Harysinto.
Baca Juga: Siswi SMP di Cianjur Dianiaya Saat MPLS, Alami Memar hingga Sempat Tak Bisa Jalan
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah berencana untuk membeli alat baru guna meningkatkan penanganan sampah.
Namun, tanggapan ini belum sepenuhnya memuaskan para pengunjuk rasa. Anong mengancam bahwa jika masalah sampah tidak segera ditangani, lebih banyak sampah akan dibuang ke kantor-kantor pemerintah.
"Kami akan terus melakukan aksi ini sampai ada perubahan yang nyata," tegasnya.
Masalah sampah di Sintang memang telah menjadi isu serius. Tidak hanya di Jalan Hutan Wisata, sampah juga menumpuk di berbagai lokasi seperti Stadiong Baning dan samping Terminal Sungai Durian.
Menurut Marsianus, salah satu warga, pemerintah selama ini terkesan melempar tanggung jawab dan tidak mengurus Tempat Penampungan Sampah (TPS) yang ada.
Pada tahun 2021, beberapa TPS ditutup oleh warga karena tidak dikelola dengan baik, menyebabkan sampah menumpuk sembarangan.
"Warga sekitar dan pemilik tanah menutup TPS, sehingga munculnya tempat pembuangan yang tidak semestinya," ungkap Marsianus.
Untuk mengatasi masalah ini secara efektif, pemerintah daerah perlu melakukan langkah-langkah konkret dan jangka panjang.
Penanganan sampah yang lebih terencana, pengadaan alat-alat yang memadai, serta peningkatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci untuk menyelesaikan krisis sampah di Sintang.
Baca Juga: Pria di Bekasi Dibunuh Istri, Anak Perempuan, dan Pacar Anaknya Gegara Ekonomi dan Sakit Hati