Bahaya Jajanan Viral Latiao, BPOM Temukan Kandungan Bakteri Bacillus Cereus
BPOM menarik 73 produk latiao setelah menemukan bakteri Bacillus cereus yang berisiko menyebabkan keracunan, terutama di kalangan anak-anak.
BaperaNews - Bahaya jajanan viral asal China, latiao, yang belakangan ramai dikonsumsi, memicu perhatian serius dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).
BPOM mengumumkan penarikan 73 produk latiao setelah menemukan adanya cemaran bakteri Bacillus cereus yang dapat menimbulkan risiko keracunan pangan.
Kasus kejadian luar biasa (KLB) terkait keracunan pangan akibat konsumsi latiao ini dilaporkan telah terjadi di sedikitnya tujuh daerah, terutama di lingkungan sekolah dasar, di mana anak-anak mengalami gejala mual, muntah, dan bahkan ada yang memerlukan perawatan lebih lanjut.
Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan di 341 sarana penjualan makanan, BPOM menemukan 33 sarana terdiri dari 20 distributor, 12 ritel, dan 1 toko di area sekolah menjual produk latiao yang tercemar bakteri.
Hingga Senin (4/11), BPOM telah menarik sebanyak 77.219 pieces latiao dengan total 95 item atau varian dari berbagai gerai yang teridentifikasi menjual produk tersebut.
Taruna menegaskan bahwa cemaran bakteri Bacillus cereus dalam latiao dapat menghasilkan toksin yang berbahaya bagi kesehatan.
Bacillus cereus adalah bakteri berbentuk batang yang sering menjadi penyebab keracunan makanan. Bakteri ini mampu bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan dan menghasilkan zat berbahaya, termasuk enterotoksin dan toksin emetik (cereulide), yang berpotensi menimbulkan gejala muntah. Bakteri ini juga dapat memproduksi enzim-enzim perusak jaringan tubuh.
Baca Juga : BPOM Resmi Larang Jajanan China 'Latiao' di Indonesia, Ini Penyebabnya
Menurut Taruna, meskipun bakteri ini umum ditemukan sebagai penyebab keracunan makanan, Bacillus cereus juga bisa menyebabkan infeksi serius seperti pneumonia, sepsis, hingga infeksi pada sistem saraf pusat, terutama pada orang-orang dengan kekebalan tubuh lemah.
"Ditemukan adanya Bacillus cereus dalam jajanan latiao yang telah berdampak di tujuh daerah. Dari 341 sarana yang kami periksa, kami menemukan 9,68 persen di antaranya menjual produk latiao yang mengandung bakteri ini," ujar Taruna dalam konferensi persnya, Senin (4/11).
"Kami berharap masyarakat semakin waspada terhadap produk makanan yang berpotensi berisiko tinggi ini," tambahnya.
Taruna menjelaskan bahwa BPOM awalnya mengklasifikasikan latiao sebagai produk pangan dengan risiko rendah. Namun, setelah temuan bakteri berbahaya dalam jajanan ini, BPOM kini menganggap latiao sebagai produk pangan berisiko tinggi (high risk).
Taruna menegaskan bahwa BPOM RI mengambil langkah cepat untuk mencegah potensi penyebaran mikroorganisme lain yang mungkin dapat muncul dalam produk pangan ini.
"Karena latiao ternyata masuk kategori high risk, kami segera melakukan tindakan penarikan. Kami tidak ingin produk ini kemudian terkontaminasi oleh mikroorganisme lain, seperti jamur atau fungi, yang berpotensi berdampak pada sistem saraf, sistem metabolisme, dan aspek kesehatan lainnya," lanjut Taruna.
Hingga saat ini, BPOM masih melanjutkan uji sampel untuk produk-produk latiao yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Taruna menyebutkan bahwa dari beberapa merek yang beredar, baru empat merek yang teridentifikasi positif mengandung cemaran Bacillus cereus. BPOM berjanji akan menyelesaikan pengujian terhadap produk lainnya dalam waktu sepekan.
Baca Juga : Puluhan Siswa SD Keracunan yang Diduga Berasal dari Jajanan Sekolah