Airlangga Hartarto: Deflasi Agustus 2022 Hasil Upaya Pemerintah Dalam Stabilkan Harga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut bahwa deflasi yang terjadi pada Agustus 2022 merupakan hasil upaya pemerintah dalam stabilkan harga.
BaperaNews - Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan bahwa laju indeks harga konsumen (LHK) yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,21 persen (month to month/mtm) yang terjadi pada bulan Agustus 2022 merupakan hasil kerja keras bersama antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya menstabilkan harga.
Informasi tersebut Airlangga Hartarto sampaikan setelah rapat koordinasi terbatas antara Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Diketahui, dalam rapat tersebut juga turut dihadiri oleh Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan, kemudian ada juga Perry Warjiyo selaku Gubernur Bank Indonesia, dan juga pihak pemerintah daerah.
Dalam konferensi pers yang dilaksanakan pada Kamis (1/9) di Kantor Kemenko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa deflasi tersebut merupakan extra effort (usaha lebih) yang dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk menjaga stabilitas harga dan capaian inflasi 2022.
Selain itu, Airlangga Hartarto juga melanjutkan bahwa sebagai bagian dari TPIP, pihaknya sudah menyurati seluruh gubernur di Indonesia agar dapat memperkuat koordinasi antar TPID sehingga dapat terus menjaga kestabilan harga pangan.
Hal tersebut dapat terjadi berkat komoditas pangan atau volatile food yang memiliki andil cukup tinggi terhadap inflasi. Diketahui, pada bulan Agustus 2022 ini tercatat inflasi volatile food mencapai 8,93 persen (year on year/yoy), hal tersebut lebih terkendali ketimbang pada bulan Juli 2022 yang sebesar 11,46 persen (yoy).
Baca Juga : Jokowi: Masih Hitung Kenaikan Harga BBM Subsidi, Dikalkulasi Dengan Hati - Hati
Walaupun demikian, Airlangga Hartarto merasa laju inflasi pangan ini masih perlu untuk ditekan lagi.
Airlangga Hartarto menyebut angka 8,93 persen itu masih perlu untuk diturunkan kembali, dan turunnya inflasi volatile food tersebut terbantu oleh panen yang merata, termasuk juga dalam hal penurunan harga komoditas bawang merah.
Selain itu, pemerintah mencatat masih terdapat 66 Kabupaten/Kota dan 27 Provinsi yang setiap tahun mengalami inflasi cukup tinggi, bahkan melampaui tingkat inflasi nasional.
Lebih lanjut, Airlangga Hartarto menuturkan jika melihat secara tahunan maka laju inflasi nasional per Agustus 2022 yaitu sebesar 4,69 persen (yoy), lebih terkendali daripada bulan sebelumnya yang mencapai 4,94 persen (yoy).
Akan tetapi, beberapa daerah mengalami tingkat inflasi tahunannya berada di atas 5 persen.
Adapun beberapa provinsi yang mencatat inflasi cukup tinggi pada bulan Agustus 2022 yaitu mulai dari Jambi yang sebesar 7,7 persen, kemudian Sumatera Barat 7,1 persen, Kalimantan Tengah 6,94 persen, Bangka Belitung 6,37 persen, Aceh 6,33 persen, Riau 5,8 persen, dan Sumatera Selatan 5,45 persen.
Oleh karena itu, Airlangga Hartarto meminta kepada seluruh pemerintah daerah (Pemda) dengan wilayah, baik Kabupaten/Kota hingga Provinsi, yang mencatatkan tingkat inflasi diatas 5 persen, untuk kedepannya dapat lebih menurunkan laju inflasinya menjadi dibawah 5 persen.
Terakhir, Airlangga Hartarto meminta kepada para Gubernur, Bupati, dan Walikota yang daerahnya mengalami inflasi di atas inflasi nasional agar dapat menurunkan inflasi dalam beberapa bulan kedepan menjadi di bawah 5 persen.
Baca Juga : Bantuan Subsidi Upah Rp 600 Ribu Akan Cair Bulan Ini, Berikut Cara Cek Penerima BSU!