3 Paslon Pilgub Jakarta Bawa-bawa Banten dan Jabar dalam Debat Pilkada 2024
Ketiga pasangan calon gubernur DKI Jakarta 2024, telah melangsungkan debat kedua Pilgub Jakarta pada Minggu (27/10). Simak selengkapnya disini!
BaperaNews - Debat kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 berlangsung seru, mempertemukan tiga pasangan calon (paslon) utama yang berlaga dengan gagasan seputar isu "Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial."
Debat kedua Pilgub Jakarta ini digelar di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, pada Minggu malam (27/10) dan menyoroti berbagai subtema, termasuk pembangunan infrastruktur terintegrasi, pendidikan, kesehatan, ketimpangan sosial, ekonomi digital dan UMKM, pariwisata, serta isu inflasi bahan pokok.
Paslon Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno memanfaatkan kesempatan ini untuk memaparkan visi mereka, dengan rekam jejak dan pengalaman masing-masing sebagai bahan acuan dalam diskusi.
Dharma Pongrekun vs. Rano Karno: Pro dan Kontra Wisata Baduy
Sesi tanya jawab antara paslon kerap memanas, salah satunya saat Dharma Pongrekun, calon gubernur nomor urut 2, mengajukan pertanyaan langsung kepada Rano Karno, calon wakil gubernur nomor urut 3.
Dharma mengangkat topik terkait kebijakan Rano yang pernah menjadikan wilayah suku Baduy di Lebak sebagai destinasi wisata ketika menjabat sebagai Gubernur Banten.
Menurut Dharma, kebijakan tersebut dianggap tidak selaras dengan aspirasi masyarakat Baduy yang ingin menjaga kelestarian budaya mereka.
“Masyarakat Baduy sebenarnya menolak wilayahnya dijadikan destinasi wisata. Kalau bapak selama ini dikenal menjaga budaya, mengapa ada kebijakan yang justru berdampak sebaliknya?” tanya Dharma.
Rano Karno pun merespons dengan menjelaskan bahwa kebijakannya tetap mengacu pada keinginan masyarakat setempat. Ia menyebut bahwa masyarakat Baduy menolak adanya menara Base Transceiver Station (BTS) untuk menghindari penetrasi teknologi modern.
Rano menambahkan, pihaknya juga membatasi perkembangan pariwisata agar adat dan budaya masyarakat Baduy tetap terjaga.
“Permintaan masyarakat Baduy, misalnya, mereka tidak mengizinkan adanya BTS agar kehidupan mereka tidak tersentuh teknologi modern, meski sebagian dari mereka sudah memiliki ponsel. Kami juga memperhatikan jumlah kunjungan agar tidak berlebihan,” jelas Rano.
Rano juga menyinggung tentang pengenalan acara seba Baduy sebagai bagian dari promosi budaya. Menurutnya, acara ini mampu meningkatkan jumlah wisatawan hingga 6.000 orang per tahun, yang ia klaim mendukung perekonomian masyarakat setempat.
Baca Juga : Inilah Hasil Debat dan Survei Sementara Pilgub DKI Jakarta 2024
Dharma Pongrekun Tekankan Pentingnya Alternatif Pelestarian Budaya Baduy
Menanggapi penjelasan Rano, Dharma menekankan pentingnya menjaga budaya Baduy tanpa harus membawa wisatawan langsung ke wilayah tersebut.
Dharma mengusulkan agar Jakarta memperkenalkan budaya Baduy melalui alternatif seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), di mana kekayaan budaya bisa dikenalkan secara aman tanpa risiko terhadap kelestarian budaya Baduy.
“Di Jakarta, kami akan mengoptimalkan TMII sebagai miniatur Indonesia untuk melestarikan budaya-budaya penting seperti Baduy, yang sudah menjadi warisan unik di Indonesia dan perlu dijaga,” kata Dharma.
Selain itu, Rano merespons dengan menjelaskan inisiatif lain, termasuk pembangunan museum Multatuli di Lebak serta pembentukan koperasi untuk mendukung kesejahteraan ekonomi masyarakat Baduy melalui kegiatan ekonomi seperti penjualan madu dan tenun khas Baduy.
Ridwan Kamil Angkat Isu Indeks Pembangunan Manusia di Banten Selama Kepemimpinan Rano
Pasangan calon nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono, turut memanfaatkan debat ini untuk menyoroti kinerja Rano terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Banten. Ridwan menyatakan bahwa selama Rano menjabat, IPM Banten justru menunjukkan penurunan sebesar 0,07 poin.
Ridwan mempertanyakan penyebab penurunan tersebut dan mengaitkannya dengan kepemimpinan Rano.
“Dalam catatan kami, IPM di Banten tidak mengalami peningkatan antara 2012 hingga 2017, bahkan mengalami penurunan. Apakah ada kendala khusus yang menyebabkan hal ini?” tanya Ridwan.
Rano belum memberikan tanggapan dalam artikel ini terkait sorotan Ridwan tersebut. Meski demikian, isu IPM yang dibawa Ridwan menjadi salah satu penilaian publik terhadap rekam jejak kandidat dalam Pilgub Jakarta 2024, memperlihatkan bagaimana catatan kepemimpinan masa lalu menjadi pertimbangan dalam menentukan calon pemimpin Jakarta yang baru.
Baca Juga : Daftar Kegiatan Kampanye Ridwan Kamil Selama Masa Pilkada 2024