200 Ribu Orang Terkena Penyakit Pernafasan, Dampak Dari Polusi Udara di Jakarta

200 warga Jakarta terpapar penyakit pernafasan karena dampak Kasus polusi udara di Jakarta yang semakin buruk.

200 Ribu Orang Terkena Penyakit Pernafasan, Dampak Dari Polusi Udara di Jakarta
200 Ribu Orang Terkena Penyakit Pernafasan, Dampak Dari Polusi Udara di Jakarta. Gambar: istock/klebercordelro

BaperaNews - Kasus penyakit pernapasan di Jakarta telah menjadi sorotan serius. Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, lebih dari 200 ribu warga Jakarta kini menderita penyakit pernafasan yang berkaitan dengan polusi udara jakarta.

Ini merupakan lonjakan yang signifikan dari sebelumnya, di mana hanya sekitar 50 ribu orang yang terkena dampak serupa sebelum pandemi Covid-19.

Polusi udara jakarta di Jakarta telah merenggut kualitas udara yang sehat, dengan dampak serius pada kesehatan masyarakat. Penyakit pernapasan seperti kanker paru, tuberkulosis, paru kronis, asma, dan pneumonia telah melanda warga.

Sebelum wabah Covid-19, angka kasus penyakit pernapasan ini mencapai 50 ribu orang. Namun, situasi memburuknya kualitas udara telah membawa angka ini melonjak hingga mencapai 200 ribu kasus, menggambarkan eskalasi yang mengkhawatirkan.

Menkes Budi, menekankan bahwa lonjakan drastis ini dapat ditarik hubungannya dengan meningkatnya polusi udara Jakarta. Faktor penyebabnya termasuk sektor energi, transportasi, dan lingkungan yang belum sepenuhnya terkontrol.

Baca Juga : Viral! Cuaca Panas di Semarang Bikin Traffic Cone Meleyot

Penyakit pernapasan yang melonjak ini juga menimbulkan beban berat pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Semakin banyaknya pasien yang memerlukan perawatan telah memicu peningkatan klaim di BPJS Kesehatan.

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per April 2023 mengungkapkan bahwa beberapa jenis penyakit pernafasan telah menjadi masalah serius di Indonesia.

Antara lain, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), kanker paru, pneumonia, dan asma telah mencatatkan angka kasus yang mencemaskan, dengan kematian sebagai akibatnya.

Dalam menghadapi tantangan ini,  Kemenkes, Budi Gunadi Sadikin, mendorong langkah-langkah pencegahan dan promosi kesehatan yang kuat. Ia menggarisbawahi bahwa polusi udara jakarta merupakan salah satu dari empat faktor risiko penyakit pernafasan.

Dia menyerukan kerja sama lintas sektor dalam upaya menanggulangi dampak polusi udara Jakarta di lingkungan yang semakin mengkhawatirkan ini.

Sementara Jakarta berjuang dengan meningkatnya kasus penyakit pernafasan akibat polusi udara jakarta, isu ini juga menjadi perhatian global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa pada tahun 2019, polusi udara jakarta menyebabkan sekitar 6,7 juta kematian di seluruh dunia. Data dari jurnal kesehatan terkemuka The Lancet juga menyoroti bahwa sekitar 9 juta kematian terjadi setiap tahun akibat polusi udara jakarta.

Masyarakat dan pemerintah harus bersatu untuk menghadapi tantangan serius ini. Diperlukan regulasi ketat terkait emisi polutan, investasi dalam infrastruktur yang berkelanjutan, serta pemantauan rutin terhadap kualitas udara.

Hanya dengan langkah-langkah konkret ini, dampak buruk polusi udara di Jakarta pada kesehatan masyarakat dan lingkungan dapat diminimalisir.

Baca Juga : Kendaraan Yang Tak Lolos Uji Emisi Dikenakan Denda Tilang Rp 500.000