18 Pelajar Terluka Saat Kegiatan Lingkaran Setan Pramuka di Ciamis

18 orang pelajar SMAN 1 Ciamis Bogor harus mengalami luka lebam akibat kegiatan Pramuka Lingkaran Setan. Simak berita lengkapnya!

18 Pelajar Terluka Saat Kegiatan Lingkaran Setan Pramuka di Ciamis
Pelajar sedang mengikuti kegiatan Pramuka. Gambar: Antara/Akbar Nugroho Gumay

BaperaNews - Total ada 18 orang pelajar SMAN 1 Ciamis Bogor mengalami luka lebam setelah mengikuti kegiatan Pramuka Lingkaran Setan, hal ini disampaikan oleh Kombes Ibrahim Tompo, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat.

Ibrahim menjelaskan, luka lebam tersebut terjadi karena tindak pemukulan saat kegiatan lingkaran setan dilakukan yakni pada 7 Januari 2022, saat tu ada sekitar 50 pelajar yang mengikuti kegiatan pramuka tersebut yang pemimpin dan panitianya adalah senior sekolah tersebut.

Awalnya para siswa dibawa ke salah satu rumah panitia yang merupakan pelajar senior untuk menjalankan pelatihan dengan basis menjaga kekuatan. “Tapi caranya itu tidak pantas, dilakukan dengan saling memukul dan menonjok, akibatnya ada 18 orang junior yang luka lebam di wajah dan tubuhnya, 3 siswa sampai dirawat di RS karena lukanya serius” kata Ibrahim Jumat 5 Desember 2022.

Setelah pelatihan selesai dan pelajar pulang ke rumah, orang tua mereka pun kaget karena anaknya mengalami luka, orang tua tersebut kemudian keberatan dengan adanya kegiatan Lingkaran Setan dan melaporkan pada kepolisian dan secara resmi laporan dibuat pada Selasa 11 Januari 2022.

Esok harinya setelah menerima laporan, polisi pun melakukan visum pada para korban. “Kita juga sudah koordinasi dengan dinas pendidikan agar hal ini tidak kejadian lagi” lanjut Ibrahim.

Saat ini polisi baru melakukan pemeriksaan awal, hasil visum masih belum keluar, jadi statusnya masih penyelidikan, belum ditentukan siapa tersangkanya dan proses hukum selanjutnya.

“Kegiatan Lingkaran Setan ini sebenarnya tidak ada di Pramuka, ini niat pribadi para senior sendiri dan selalu dilakukan tiap tahunnya, artinya kegiatan ini illegal, ijin dari sekolah juga tak ada, ini rawan korban, juga termasuk pidana, ke depannya kegiatan seperti ini tidak boleh ada lagi agar tak ada korban berikutnya” tutup Ibrahim.

Kepala Dinas pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi juga memberikan komentar “Yang disayangkan adalah kegiatan ini sampai ada korban, sampai ada yang dirawat di RS juga, ini tindakan yang tidak benar, tindak perpeloncoan dan kekerasan yang tidak ada manfaatnya, semoga bisa diusut tuntas sama polisi agar ketemu semua siapa pelakunya” kata Dedi.