Warga Cekcok dengan TNI Gegara Dilarang Main di Bendungan Pleret

Warga terlibat cekcok dengan anggota TNI yang melarang bermain di area tersebut karena alasan keselamatan.

Warga Cekcok dengan TNI Gegara Dilarang Main di Bendungan Pleret
Warga Cekcok dengan TNI Gegara Dilarang Main di Bendungan Pleret. Gambar: Instagram/@memomedsos

BaperaNews - Sejumlah warga di Bendungan Pleret, Simongan, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah, terlibat cekcok dengan anggota TNI setelah dilarang bermain di area tersebut. Insiden ini menjadi viral setelah video perdebatan antara warga dan seorang oknum TNI beredar luas di media sosial.

Dalam video yang tersebar, terlihat sejumlah warga marah ketika seorang anggota TNI melarang mereka bermain di bendungan dengan alasan keselamatan.

Anggota TNI tersebut menjelaskan bahwa bermain di bendungan berbahaya, terutama terkait dengan potensi kecelakaan. Namun, beberapa warga merasa tidak puas dengan larangan tersebut dan menyuarakan ketidaksetujuan mereka.

Perekam video dalam unggahan tersebut menegaskan bahwa mereka tidak melanggar hukum dan menyebut bahwa mereka membeli kuota internet untuk merekam video.

“Saya tidak melanggar hukum pak. Ini HP saya, beli kuota saya sendiri. Jangan seenaknya, bapak anggota mengayomi masyarakat. Kita viral cari gratis, cari hiburan masyarakat, bukan seperti ini. Ini gratis masyarakat umum. Korban jiwa juga kita yang menanggung, bukan anggota,” ucap perekam video dalam klip tersebut.

Video cekcok ini mendapatkan beragam reaksi dari netizen. Beberapa komentar menunjukkan kekhawatiran mengenai rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan potensi bahaya.

“Padahal untuk kebaikan, malah emosi haduh,” tulis seorang warganet. 

Baca Juga: Wali Kota Semarang Ditetapkan sebagai Tersangka Korupsi, 2 Koper Disita KPK

“Harusnya TNI bilang ‘yaudah silahkan lanjutkan mainnya. Nanti kalau ada korban hanyut jangan minta bantuan basarnas'," komentar lainnya menambahkan.

Sebelumnya, Bendungan Pleret telah viral karena banyak anak-anak yang bermain perosotan di lokasi tersebut. Fenomena ini menarik perhatian banyak orang, yang datang untuk menonton aksi anak-anak.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengimbau agar anak-anak yang bermain di bendungan tetap waspada meskipun pihaknya tidak melarang aktivitas tersebut.

“Kami harapkan tetap waspada, karena ada kekhawatiran kalau terjadi air bah,” ujar Ita, sapaan akrab Wali Kota.

Pemerintah Kota Semarang berencana untuk memperketat pengawasan dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat. Pemkot Semarang akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau cuaca dan memberikan update tentang potensi cuaca ekstrem.

“Kami juga minta DPU untuk melihat dan mengecek EWS (Early Warning System) yang terpasang. Nanti akan ada semacam sinyal warning kalau terjadi kiriman air lebih besar,” tambah Ita.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Biayanya Capai Rp1,4 Triliun