BaperaNews - Pada Senin (1/1) gempa melanda Jepang dengan kekuatan 7,5 magnitudo. Gempa Jepang ini berpusat di dekat Noto, Prefektur Ishikawa, mengakibatkan gelombang tsunami kecil, kebakaran besar, dan kerusakan luas.
Menurut Japan Meteorological Agency (JMA), gempa ini memicu gelombang tsunami setinggi 1,2 meter yang menghantam pelabuhan Wajima di Ishikawa, serta berdampak pada beberapa wilayah pantai lain di Jepang.
Hingga saat ini, korban akibat gempa ini kurang lebih mencapai 24 orang tewas akibat tanah longsor dan ambruknya bangunan.
Di samping itu, NHK melaporkan bahwa terdapat 15 orang meninggal, beberapa di antaranya berada di kota Wajima, yang terletak dekat dengan pusat gempa dan merupakan salah satu daerah yang paling terkena dampak. Juga disebutkan bahwa ada 14 orang lagi yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan di area yang sama.
Sejumlah bangunan roboh, kebakaran terjadi di beberapa bangunan, serta mati listrik yang memengaruhi ribuan rumah.
Pengaruh gempa ini bahkan merambah hingga ke Rusia dan Korea Selatan, dengan peringatan tsunami yang dikeluarkan di kedua negara tersebut.
Dugaan penyebab gempa Jepang kali ini menurut para peneliti adalah pergerakan air bawah tanah yang berkontribusi pada ketidakstabilan seismik. Hal ini diperkuat oleh temuan bahwa air terakumulasi pada kedalaman 20-30 kilometer. Air bawah tanah yang naik ke patahan dapat membuatnya menjadi licin dan memicu gempa.
Baca Juga: Sumedang Diguncang Gempa Saat Malam Tahun Baru 2024, 331 Pasien RSUD Dipindahkan
Para ahli seismologi, seperti Profesor Junichi Nakajima dari Tokyo Institute of Technology dan Peneliti Aitaro Kato dari Tokyo University, menekankan pentingnya pemantauan aktivitas seismik lanjutan di wilayah tersebut. Mereka menyarankan bahwa kawanan gempa bumi dengan magnitudo lebih dari 7 jarang terjadi, namun tetap harus diwaspadai.
Situasi transportasi di Jepang juga terganggu, dengan 1.400 orang terjebak di dalam kereta cepat Hokoriku Shinkansen selama 11 jam.
Namun, West Japan Railway telah melaporkan bahwa operasional kereta cepat sebagian telah kembali normal pada Selasa siang. Dua kereta yang terhenti antara Kota Toyama dan Kanazawa telah berhasil mencapai stasiun masing-masing.
Pemerintah Jepang menyatakan bahwa tidak ada kelainan di pembangkit listrik tenaga nuklir di Ishikawa, menunjukkan bahwa tidak ada risiko tambahan setelah gempa. Meskipun begitu, lebih dari 30 ribu rumah di Prefektur Ishikawa, Niigata, dan Toyama mengalami mati listrik sementara.
Badan Meteorologi Jepang dan Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan telah mengeluarkan peringatan untuk warga di daerah terdampak untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, mengantisipasi kemungkinan gelombang tsunami lanjutan.
Baca Juga: Tsunami Setinggi 40 Cm Terjang Jepang Pasca Gempa Magnitudo 7,5 di Filipina