Tiga Orang Dituntut Terkait Kematian Liam Payne, Staf Hotel Terlibat

Tiga orang didakwa terkait kematian Liam Payne di Argentina, termasuk staf hotel yang diduga terlibat penyediaan narkoba. Simak selengkapnya!

Tiga Orang Dituntut Terkait Kematian Liam Payne, Staf Hotel Terlibat
Tiga Orang Dituntut Terkait Kematian Liam Payne, Staf Hotel Terlibat. Gambar : Instagram/@liampayne

BaperaNews - Tiga orang didakwa terkait kematian tragis Liam Payne, mantan anggota boyband One Direction, yang meninggal setelah diduga mengonsumsi narkoba selama kunjungannya di Buenos Aires, Argentina. 

Jaksa Argentina menyatakan bahwa ketiga individu tersebut dituntut karena keterlibatan mereka dalam menyediakan narkoba yang berujung pada kematian Payne. 

Tuntutan ini mencakup tuduhan pidana atas “menelantarkan seseorang yang diikuti kematian” serta “menyediakan dan memfasilitasi narkotika,” sebagaimana dilaporkan oleh media New York Post pada Kamis (7/11).

Menurut sumber kejaksaan, orang pertama yang dituduh adalah seseorang yang terus bersama Payne selama ia menginap di hotel CasaSur Palermo di Buenos Aires. Orang kedua, yang juga bekerja di hotel tersebut, diduga menjual kokain kepada Payne selama dia menginap.

Sementara itu, terdakwa ketiga diduga sebagai pemasok narkoba yang menyediakan kokain pada dua kesempatan berbeda, yaitu pada 14 Oktober 2024, hanya dua hari sebelum Payne jatuh dari balkon kamarnya dan meninggal dunia.

Dalam mengumpulkan bukti, pihak kejaksaan melakukan analisis mendalam, termasuk meninjau lebih dari 800 jam rekaman video keamanan dari sekitar hotel dan area di sekitarnya.

Selain itu, tim investigasi menerima kesaksian dari sejumlah pihak, mulai dari staf hotel, keluarga, teman, hingga profesional medis serta pakar biokimia dan psikiater. Bukti dan keterangan yang terkumpul menghasilkan laporan penyelidikan yang berisi sekitar 180 halaman.

Penggeledahan juga dilakukan oleh aparat keamanan Argentina di sembilan lokasi berbeda di Buenos Aires. Di samping itu, telepon seluler milik Liam Payne diekstraksi dan berbagai panggilan telepon, pesan, serta aktivitas media sosialnya dianalisis untuk mendapatkan bukti tambahan yang relevan dengan kasus ini.

Baca Juga : Jenazah Liam Payne Akan Dimakamkan Bulan Depan, Keluarga Tunggu Hasil Uji Toksikologi

Dari hasil penyelidikan awal, jaksa menduga Payne berada dalam kondisi tidak sepenuhnya sadar, atau hampir tidak sadar, saat ia terjatuh dari balkon kamarnya di lantai tiga. Dia ditemukan tewas setelah jatuh di area kolam renang hotel akibat cedera berat di tubuhnya.

Saksi mata melaporkan bahwa Payne berperilaku tidak menentu beberapa jam sebelum kematiannya, termasuk menghancurkan laptop dan menawarkan sejumlah uang kepada seorang perempuan yang tak dikenal.

Menurut pihak kejaksaan, hasil analisis terhadap darah Payne menunjukkan adanya kandungan alkohol, kokain, serta antidepresan.

Namun, beberapa laporan sebelumnya sempat menyebutkan bahwa substansi yang ditemukan termasuk “pink cocaine” atau yang dikenal sebagai tusi, meski jaksa tidak memberikan rincian terkait hal ini dan hanya menegaskan adanya campuran alkohol dan kokain dalam tubuhnya.

Jaksa menyatakan bahwa proses investigasi masih akan terus berlanjut, termasuk membuka data dari laptop pribadi Payne yang ditemukan dalam keadaan rusak di kamar hotelnya.

Setelah hampir tiga minggu sejak insiden tragis tersebut pada 16 Oktober, jenazah Liam Payne dilaporkan akhirnya dipulangkan ke Inggris pada Kamis (7/11), untuk dimakamkan pekan ini.

Menurut sumber yang dilansir Page Six, jenazah Payne diterbangkan bersama ayahnya, Geoff Payne, yang sebelumnya tiba di Argentina segera setelah kematian putranya. 

Penundaan pemulangan jenazah Payne terjadi karena adanya prosedur pemeriksaan toksikologi yang memakan waktu lebih lama dari perkiraan. 

Hal ini terjadi karena obat-obatan yang dikonsumsi Payne diduga memiliki kandungan yang tak biasa, yang memperlambat analisis toksikologi.

Baca Juga : Kate Cassidy Ungkap Rencana Menikah dengan Liam Payne Tahun Depan