Sekjen PBB Puji Bhineka Tunggal Ika RI di KTT ASEAN, Fahd A Rafiq: Indonesia Berhasil Menjadi Contoh Untuk Masa Depan Dunia Lebih Baik
Sekjen PBB, Antonio Guterres, memberikan pesan tentang perlunya dunia mengikuti semboyan Bhinneka Tunggal Ika untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
BaperaNews - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres meminta dunia mencontoh semboyan Bhinneka Tunggal Ika milik Indonesia jika ingin masa depan dunia lebih baik.
"Bhinneka Tunggal Ika, bukan hanya semboyan nasional Indonesia. Ini adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua orang," kata Guterres saat konferensi pers di Jakarta Convention Center, Kamis (7/9).
Guterres mengatakan situasi global saat ini berada pada titik puncak karena serangkaian krisis, mulai dari darurat iklim, meningkatnya perang dan konflik, meningkatnya kemiskinan, melebarnya kesenjangan, hingga meningkatnya ketegangan geopolitik.
Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq, sampaikan bahwa Indonesia berhasil menjadi contoh untuk masa depan dunia lebih baik, setelah Sekjen PBB Memuji Bhineka Tunggal Ika di KTT ASEAN kamis kemarin.
“Kita patut bangga, karena Sekjen PBB telah memuji arti dari Bhineka Tunggal Ika, dan meminta agar dunia dapat mencontohkannya, karena makna dari Bhineka Tunggal Ika yaitu Kita bisa hidup berdampingan dengan toleransi, persatuan, dan kedamaian, hal tersebut membuat Sekjen PBB meminta dunia mencontoh semboyan tersebut.” Ujar Fahd A Rafiq Jumat, (8/9).
Fahd A Rafiq juga menambahkan, “Dengan hal tersebut, saya harapkan Dunia yang sedang mengalami serangkain krisis, seperti perang dan konflik, darurat iklim, dapat menjadikan contoh Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang seperti Sekjen PBB sampaikan, untuk masa depan dunia yang lebih baik.” Tutupnya.
Dalam kesempatan itu, Guterres berujar dunia perlu bekerja sama di berbagai lini guna membangun masa depan. Dia pun memuji ASEAN karena telah berupaya bekerja sama di bidang perdamaian untuk meredam ketegangan di kawasan seperti yang terjadi di Laut China Selatan hingga Semenanjung Korea.
Dia juga mengaku prihatin dengan situasi politik, kemanusiaan, dan hak asasi manusia yang kian tak stabil di Myanmar. Dia lantas menekankan lagi dukungannya terhadap konsensus lima poin yang telah disepakati para pemimpin ASEAN.
Penulis : FNID