Pakar IT UGM Ke Pemerintah: Tak Perlu Lacak Bjorka, Perketat Keamanan Data Saja
Pakar Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sarankan pemerintah lebih prioritaskan perketat keamanan data dibanding menangkap Bjorka
BaperaNews - Pakar Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Ridi Ferdiana meminta pemerintah tak perlu mengurus identitas asli hacker Bjorka, ia menyarankan agar tim khusus bentukan Presiden Jokowi lebih konsentrasi pada penguatan keamanan data saja.
“Hacker Bjorka saat ini sudah dipastikan menyebar data, tapi belum tentu hackernya yang bersangkutan” ujarnya Rabu (14/9).
Ridi menjelaskan, data yang diretas terjual di deep web. Oleh sebab itu, ia menilai dibanding menindak dan melacak Hacker Bjorka, lebih baik fokus mempertebal keamanan data. Ia juga mengedukasi institusi dan masyarakat agar memiliki penyimpanan data yang aman.
“Sistem perlindungan data di sistem manapun tidak akan tahan peluru di lekang zaman. Artinya, aman kemarin bukan berarti aman hari ini” imbuhnya. Menurutnya, masyarakat juga harus melek keamanan data dan pemerintah memberi prioritas untuk ekosistem pendukung perilaku dan budaya siber yang aman.
“Kita jangan mengabaikan terhadap situasi keamanan data, kita juga harus mulai tidak menganggap remeh hal kecil terkait keamanan. Sebagai contoh menyebarkan tautan dokumen data pribadi, padahal hal tersebut mudah dieksploitasi pelaku kejahatan siber” terangnya.
Baca Juga : RUU PDP Final: Bila Data Bocor, Lembaga Pemerintah Maupun Korporasi Terancam Denda Besar
Ridi menyimpulkan, peristiwa kebocoran data oleh Bjorka harusnya jadi momentum pemerintah untuk mengoptimalkan pelibatan talenta yang ahli di keamanan siber.
“Banyak talenta yang ahli di bidang keamanan siber yang bisa berkontribusi besar untuk melangkah bersama dalam membangun pondasi yang memadai” tutupnya.
Sebagai informasi pemuda di Madiun berinisial MAH ditetapkan menjadi tersangka, ia mengaku menjual channel telegram miliknya kepada admin Bjorka untuk membayar kredit sepeda motor dan membayar hutang orang tua.
Dalam pembayarannya, Bjorka mengirim kripto ke MAH seharga US 100 dollar yang kemudian hal ini disebut salah satu cara tepat untuk mengetahui sosok atau identitas Bjorka.
“Jenis investasi semacam itu sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi apa yang dibeli dan siapa mereka” ujar Jonathan Levin analis transaksi kripto.
Namun masalahnya, hacker biasa memindahkan uang itu melalui ribuan transaksi untuk menyamarkan tujuan akhir dan mungkin mengendalikan puluhan dompet kripto lain.
“Cukup sulit untuk mengungkapkannya. Semuanya terlihat di blockchain, tapi ada hal yang bisa mereka lakukan untuk menyamarkannya” imbuh Tom Robinson yang juga analis data kripto.
Baca Juga : Alasan Pemuda Madiun Jual Channel Telegram Ke Bjorka: Bayar Kredit Motor Dan Hutang