Mantan Pekerja Bakar Wanita Pemilik Rumah Makan di Medan Gegara Sakit Hati Dipecat
Herlinda Gurusinga, pemilik rumah makan di Medan, dibakar hidup-hidup oleh mantan karyawan yang merasa sakit hati karena dipecat. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Seorang mantan pekerja membakar hidup-hidup pemilik rumah makan di Medan akibat sakit hati setelah dipecat. Herlinda Gurusinga (52), pemilik rumah makan di Jalan RS Haji, Percut Seituan, dibakar oleh mantan karyawannya, Sulaiman Purba. Pelaku berhasil ditangkap polisi di tempat persembunyiannya di Kecamatan Sunggal pada Minggu (19/5).
AKP Japri Binsar Simamora, Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung, mengonfirmasi penangkapan pelaku pada Senin (20/5).
"Bener, pelaku sudah ditangkap kemarin di tempat persembunyiannya," ujar Japri.
Saat ini, Sulaiman sedang menjalani proses pemeriksaan di Polsek Medan Tembung.
"Pelaku sedang dalam pemeriksaan," tambahnya.
Motif pekerja bakar wanita pemilik rumah makan ini sementara diduga dilatarbelakangi oleh rasa sakit hati karena dipecat.
"Pelaku ini awalnya bekerja dengan korban, lalu dipecat dan merasa sakit hati," jelas Japri.
Peristiwa ini terjadi pada Senin (13/5), sekitar pukul 07:00 WIB. Sulaiman datang ke rumah Herlinda mengendarai sepeda motor untuk mengklarifikasi pemecatannya.
Setelah Herlinda menjelaskan bahwa Sulaiman sudah diberhentikan, pelaku mengambil bensin dari motornya dan mengguyurkannya ke kepala korban. Herlinda yang panik sempat bertanya alasan disiram bensin, namun pelaku langsung menyalakan korek api dan membakar Herlinda.
Baca Juga: Suami di Cirebon Tega Membakar Istri Saat Tidur Lelap
Wenny Destira, anak korban yang berusia 30 tahun, menceritakan kejadian tersebut.
"Si pelaku langsung menyalakan korek api dan berlari ke sepeda motor. Motornya gak dimatikan dia," ungkap Wenny pada Kamis (16/5). Pada saat kejadian, Wenny berada di dalam rumah. Beberapa pekerja yang mengetahui insiden tersebut berusaha memadamkan api menggunakan alat seadanya hingga akhirnya api berhasil dipadamkan.
Herlinda mengalami luka bakar serius sekitar 52 persen dari wajah hingga lutut dan dilarikan ke Rumah Sakit Haji Medan untuk mendapatkan pertolongan. Pantauan di lokasi menunjukkan hampir seluruh tubuh Herlinda mulai dari wajah hingga kaki dibalut kain kasa.
Sulaiman Purba, yang bekerja dengan skema bagi hasil 50:50 dari keuntungan rumah makan, merasa sakit hati karena diberhentikan. Menurut Wenny, pelaku emosi karena tidak diizinkan berjualan lagi setelah penurunan omzet yang dilaporkan.
"Pelaku ini sakit hati karena gak dikasih jualan lagi. Karena hari Minggu pagi, didatangi mamak uwak ini di warung yang di depan. Dibilangnya 'kau gak usah lagi jualan'," jelas Wenny.
Herlinda mengenal Sulaiman sejak tahun 2021 saat pelaku masih bekerja sebagai kuli bangunan di gedung Politeknik Pariwisata Negeri Medan. Sulaiman kerap utang makanan di rumah makan Herlinda karena tidak mampu membayar. Setelah proyek selesai, ia mulai membantu mencuci piring di rumah makan korban sebelum dipercaya menjaga warung makan baru milik Herlinda.
Herlinda Gurusinga masih terbaring di atas tempat tidur Rumah Sakit Haji Medan. Wajahnya terbalut perban berwarna putih dan coklat, sementara lengannya berbalut kain berwarna cokelat. Wenny mengungkapkan bahwa ibunya sudah menjalani satu kali operasi dan akan menjalani operasi kedua dalam waktu dekat.
"Ibu baru 1 kali operasi. Tadi dokter bilang kemungkinan besok atau Jumat entah Sabtu mau operasi ke 2. Luka bakar sekarang 52 persen dari muka sampai lutut," kata Wenny.
Biaya pengobatan Herlinda selama di RS Haji Medan dibayar secara umum, bukan menggunakan BPJS kesehatan, karena korban merupakan korban kekerasan. Hingga kini, biaya pengobatan telah mencapai lebih dari Rp20 juta dan diperkirakan akan melebihi Rp50 juta untuk rawat inap dan operasi.
"Biaya 50 juta lebih karena umum, gak bisa pakai BPJS karena korban kekerasan. Mohon, mana tau ada yang mau membantu. Proses penyembuhan lama," harap Wenny.
Baca Juga: 2 Orang Asal Purbolinggo Terkena Luka Bakar Gegara Racik Petasan