Kronologi Banjir Lahar Dingin di Semeru, Menyebabkan 2 Alat Berat Terseret dan Tenggelam

Telah terjadinya peristiwa banjir lahar dingin Semeru di bawah jembatan Gladak Perak, Lumajang yang menyebabkan 2 buah alat berat jenis eksavator terseret dan tenggelam pada hari Selasa malam (7/6).

Kronologi Banjir Lahar Dingin di Semeru, Menyebabkan 2 Alat Berat Terseret dan Tenggelam
Kronologi Banjir Lahar Dingin di Semeru, Disebabkan 2 Alat Berat Terseret dan Tenggelam. Gambar : Dok.tempo.com

BaperaNews - Telah terjadi peristiwa, banjir lahar dingin di Semeru yang menyebabkan 2 alat berat jenis eksavator terseret dan tenggelam pada, Selasa (7/6). Hal ini dibenarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang. 

Kronologi Kejadian Banjir Lahar Dingin di Semeru

“Dari informasi petugas di lapangan dan relawan di curah kobokan, ia menjelaskan sebelum aliran banjir lahar dingin itu datang, 2 alat berat tersebut sudah terparkir di DAS. Istilahnya tidak di parkir di tempat yang aman lah,” ujar Atma Teguh Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi.

Kejadian banjir lahar dingin Semeru terjadi pada Selasa (7/6) pukul 19.00 malam. Saat banjir datang pekerja tidak sempat untuk evakuasi, akibatnya dua eksavator merek Doosan dan Hyundai tenggelam dan terseret lahar banjir tersebut.

Dua eksavator itu, terseret hingga tenggelam di bawah jembatan Gladak Perak, Lumajang.

“Ketika banjir datang sudah tidak sempat lagi dievakuasi. Posisinya di sekitar jembatan Gladak Perak, informasi yang saya terima itu eksavator untuk pengerjaan tangggul. Banjirnya tadi malam, aliran lahar itu datang sekitar jam 7 malam ke atas,”ujar Atma.

Kejadian banjir ini bukan untuk pertama kalinya terjadi di Semeru, Atma menghimbau kepada pekerja tambang pasir dan pekerja tanggul, agar mengamankan alat berat masing-masing. Atma juga mengingatkan pekerja untuk memarkirkan alat berat di tempat yg aman, mengingat hujan tidak bisa diperkirakan kapan turun.

Baca Juga : Fenomena Full Moon 3 Juni, 20 Wilayah Ini Diminta Waspadai Banjir Rob

"Untuk teman-teman relawan yang ada di pos, ketika hujan turun di daerah hulu biasanya sudah langsung menginformasikan ke penambang dan pekerja tanggul. Biasanya seperti itu. Jadi ketika sudah turun hujan, para penambang yang mengerti dia langsung geser. Langsung minggir," ujarnya.

"Semalam pekerja tidak mempekirakan hujan akan turun. Akhirnya para pekerja memarkirkan alat berat di DAS dan tidak dibawa ke pinggir ke tempat yang aman tidak ada aliran hujan,"ujarnya.

Untuk evakuasi 2 alat berat tersebut, Atma mengaku dirinya belum bisa melakukan pengecekan langsung ke TKP. Namun ia memastikan bahwa alat berat itu bisa di evakuasi. 

"Bisa di evakuasi, dengan memakai alat berat yang lain pasti bisa di selamatkan. Dahulu yang terpendam saja bisa di evakuasi. Tapi masalah fungsinya ya tergantung kerusakanya,"kata dia

Baca Juga : Lumajang Diguncang Gempa Magnitudo 5,3, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami