Kisah Jeffrey Dahmer: Pembunuh Berantai dan Makan Daging Manusia
Jeffrey Dahmer, yang dikenal sebagai 'The Milwaukee Cannibal,' adalah salah satu pembunuh berantai paling mengerikan dalam sejarah. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Jeffrey Dahmer adalah salah satu nama yang mendobrak batasan kemanusiaan dengan kekejamannya sebagai seorang pembunuh berantai. Julukannya, "The Milwaukee Cannibal" atau "The Milwaukee Monster," mencerminkan ketakutan yang diinspirasi oleh tindakannya.
Bagaimana sosok yang awalnya tampak seperti individu biasa bisa menjadi pelaku kejahatan yang mengerikan? Artikel ini akan membahas profil, kekejamannya, dan akhir tragis dari Jeffrey Dahmer.
Jeffrey Dahmer dilahirkan pada 21 Mei 1960 di West Allis, Wisconsin, dari pasangan Lionel dan Joyce Dahmer. Ayahnya bekerja sebagai ahli analisis kimia, dan keluarganya pindah ke Bath, Ohio, ketika Dahmer masih kecil.
Saat masih muda, Dahmer sering melakukan mutilasi pada binatang mati dan menunjukkan tanda-tanda keanehan. Namun, masa remajanya adalah awal dari kegelapan yang akan menghantuinya.
Masa Kecil Jeffrey Dahmer
Masa kecil Jeffrey Dahmer adalah periode awal ketidaknormalan dalam hidupnya. Meskipun awalnya dikenal sebagai anak yang ceria, pada usia empat tahun, dia menjalani operasi hernia ganda yang tampaknya memengaruhi kepribadiannya.
Kepribadiannya berubah menjadi pendiam dan semakin menyendiri setelah kelahiran adik laki-lakinya. Pada masa remajanya, dia menjadi liar, temperamental, dan memiliki sedikit teman. Tanda-tanda pertama gangguan mentalnya mulai muncul, dan dorongan untuk melakukan pembunuhan tampaknya dimulai sekitar usia 14 tahun.
Ketidakharmonisan dalam pernikahan orangtuanya dan proses perceraian yang sengit beberapa tahun kemudian menjadi katalisator bagi perubahan perilaku Dahmer. Dia mulai berperilaku semakin aneh dan sering mencari pelarian dalam alkohol.
Pada titik tertentu, ia bahkan dikeluarkan dari Universitas Negeri Ohio dan dipaksa untuk bergabung dengan Angkatan Darat. Namun, masalah minumnya terus berlanjut.
Banyak yang bertanya-tanya apa yang mungkin mempengaruhi perilaku kejam Jeffrey Dahmer. Dugaan bahwa perceraian orangtuanya, masalah minumnya, dan pengalaman di Angkatan Darat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan mentalnya. Namun, ini tetap menjadi misteri
Korban-Korban Jeffrey Dahmer
Dahmer membunuh 17 pria antara tahun 1978 dan 1991. Ia cermat dalam memilih korban di daerah pinggiran, yang sering kali diabaikan oleh pihak berwenang. Korban-korbannya cenderung tak dikenal banyak orang, dan ini membantu dia mengurangi risiko penangkapan.
Dia mengajak korban-korbannya ke rumahnya dengan tawaran uang atau hubungan seks, sebelum mengakhiri hidup mereka dengan kejam.
Pembunuhan pertama Dahmer adalah Stephen Hicks pada Juni 1978. Dahmer membujuk Hicks untuk datang ke rumah orangtuanya, dan di sana ia memabukkan Hicks sebelum membunuhnya dengan cara memukul kepala Hicks dan mencekiknya dengan barbel.
Kemudian berhubungan seks dengan mayatnya dan memotong-motong mayat korban pertamanya, membungkus bagian-bagian tubuh dalam kantong plastik, dan menguburkannya di belakang rumah orangtuanya.
Setelahnya, ia terus beraksi, sering mempraktikkan nekrofilia dan memotong-motong tubuh korban sebelum membuangnya. Kekerasan ini semakin meningkat dengan waktu.
Kekejaman Jeffrey Dahmer
Jeffrey Dahmer melakukan kekejaman yang luar biasa. Selain melakukan pembunuhan, ia juga terlibat dalam nekrofilia, setelah membunuh korban, Dahmer melibatkan diri dalam tindakan nekrofilia, yaitu hubungan seksual dengan mayat.
Ia akan melakukan tindakan ini pada korban yang telah tewas akibat pencekikan. dan kanibalisme. Ia sering kali menyimpan tengkorak atau alat kelamin korban sebagai suvenir. Dia juga dokumentasi kejahatannya dengan mengambil foto korban-korban di berbagai tahap pembunuhan. Tujuannya adalah agar ia bisa mengingat kembali setiap detail dan pengalaman setelahnya.
Setelah membunuh korban-korbannya, Dahmer akan membongkar mayat mereka. Ia kemudian akan memotong-motong bagian tubuh, seperti anggota tubuh, dan bahkan organ dalam, lalu memasaknya. Ia mengakui bahwa ia mencoba berbagai cara untuk memasak daging manusia agar terasa enak, bahkan dengan menggunakan resep-resep tertentu.
Salah satu pertanyaan yang muncul adalah bagaimana Dahmer berhasil menyembunyikan kasus pembunuhan dan tindakannya selama beberapa tahun. Keberhasilannya dalam memilih korban yang kurang dikenal, serta keahliannya dalam meyakinkan orang untuk datang ke rumahnya, membantunya tetap di bawah radar. Dia juga sering menggunakan narkoba untuk memudahkan proses pembunuhan. Namun, akhirnya, perbuatan kejamnya terungkap.
Baca Juga : Deretan Kasus Pembunuhan Berantai di Indonesia Paling Kejam
Penangkapan Jeffrey Dahmer
Pembunuhan berantai Dahmer berakhir ketika dia ditangkap pada 22 Juli 1991. Polisi Milwaukee menyelidiki klaim seorang pria bernama Tracy Edwards, yang melarikan diri dengan borgol di pergelangan tangannya. Klaim Edwards membawa polisi ke apartemen Dahmer, di mana kejahatan mengerikan mulai terungkap. Foto-foto Polaroid dan bagian tubuh korban ditemukan di apartemen itu.
Hukuman yang Diberikan kepada Jeffrey Dahmer
Pengadilan untuk Jeffrey Dahmer dimulai pada Januari 1992. Meskipun awalnya ia mengaku tidak bersalah, dia akhirnya mengubah pengakuannya menjadi bersalah karena alasan kegilaan. Hakim memutuskan bahwa Dahmer waras dan menghukumnya dengan 15 kali penjara seumur hidup. Ini berarti total hukuman penjara adalah 957 tahun. Penghakiman ini sangat ketat, mengingat bahwa mayoritas korban Dahmer adalah orang Afrika-Amerika dan ada ketegangan rasial yang signifikan selama proses pengadilan..
Tewasnya Jeffrey Dahmer dalam Penjara
Keberadaan Dahmer di penjara tidak aman. Pada 28 November 1994, ia dibunuh oleh sesama narapidana, Christopher Scarver. Alasannya adalah gangguan yang ditimbulkan oleh kebiasaan Dahmer membuat Scarver sangat terganggu. Ia bahkan menggunakan potongan anggota tubuh dari makanan penjara untuk membunuh Dahmer.
Kisah Jeffrey Dahmer adalah contoh kejahatan yang tak terbayangkan yang dapat dilakukan oleh seorang individu. Profil Jeffrey Dahmer mengungkapkan latar belakang keluarga yang penuh ketidakharmonisan, masa kecil yang aneh, dan awal munculnya tanda-tanda gangguan mental yang akhirnya meletus dalam serangkaian pembunuhan yang mengerikan.
Korban-korban yang ditinggalkan Dahmer menjadi saksi bisu kasus pembunuhan dan kekejamannya. Ia bukan hanya seorang pembunuh berantai, tetapi juga seorang kanibal yang melakukan nekrofilia pada mayat para korban. Kebiadaannya menciptakan kisah kekejaman yang sulit untuk dilupakan.
Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana ia berhasil menyembunyikan tindakannya selama bertahun-tahun. Penggunaan narkoba dan pilihan korban yang kurang dikenal adalah salah satu faktor yang membantunya tetap tidak terdeteksi. Namun, tindak kejamnya akhirnya terbongkar saat seorang korban melarikan diri dan melaporkan ke polisi.
Dahmer ditangkap dan dijatuhi hukuman yang sangat berat oleh pengadilan. Penghukumannya mencerminkan kekejaman tindakannya, dan hukuman seumur hidupnya menjadi salah satu yang tertinggi dalam sejarah Amerika Serikat. Meskipun banyak yang berpendapat bahwa ia menderita gangguan mental, hakim memutuskan bahwa ia adalah individu yang waras saat melakukan kejahatan tersebut.
Ada berbagai faktor yang mungkin memengaruhi perilaku kejam Jeffrey Dahmer, mulai dari latar belakang keluarga hingga pengalaman masa remajanya. Namun, akar penyebab pastinya tetap menjadi misteri.
Akhir tragis dari kisah ini adalah tewasnya Dahmer dalam penjara, dibunuh oleh sesama narapidana yang terganggu oleh kebiasaannya. Dengan kematiannya, salah satu pembunuh berantai paling terkenal dalam sejarah Amerika Serikat berakhir.
Kisah Jeffrey Dahmer adalah cerminan gelap sisi manusia, sebuah peringatan tentang betapa mendalamnya gangguan mental dapat mempengaruhi seseorang. Melalui penelitian dan analisis kasus seperti ini, masyarakat berharap untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal dan mencegah kejahatan serupa terjadi di masa depan. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang jelas tentang siapa Jeffry Dahmer dan kejahatannya yang mengerikan.
Baca Juga : Misteri di Balik Pembunuhan Presiden yang Mengguncang Dunia