Keluarga di Lubuklinggau Diusir dari Kontrakan Usai Tak Bayar Selama 3 Bulan

Keluarga di Lubuklinggau diusir dari kontrakan usai nunggak bayar selama 3 bulan. Dugaan pengusiran karena beda pilihan politik dalam Pilkada 2024 mencuat, ini klarifikasinya.

Keluarga di Lubuklinggau Diusir dari Kontrakan Usai Tak Bayar Selama 3 Bulan
Keluarga di Lubuklinggau Diusir dari Kontrakan Usai Tak Bayar Selama 3 Bulan. Gambar : Kolase Tangkapan Layar Facebook/Meriana Sari

BaperaNews - Sebuah video yang memperlihatkan satu keluarga di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, terpaksa pindah dari kontrakan mereka menjadi viral di media sosial. 

Dugaan yang berkembang menyebutkan, pengusiran ini terjadi karena perbedaan pilihan pasangan calon (paslon) dalam Pilkada Lubuklinggau 2024. Keluarga tersebut diduga mendukung pasangan calon nomor urut 1, sementara pemilik kontrakan mendukung pasangan nomor urut 2.

Kejadian ini dilaporkan terjadi di sebuah kontrakan yang berlokasi di RT 01, Kelurahan Jawa Kanan SS, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, pada Minggu (17/11) siang hari.

Dalam video yang beredar, tampak keluarga yang diusir, dipimpin oleh Bokir dan istrinya Mulyani, memindahkan barang-barang ke mobil pikap. Di samping itu, ibunda Bokir yang menderita stroke terlihat menangis di kursi rodanya menunggu di luar rumah.

Bokir, penyewa rumah tersebut, mengungkapkan bahwa keluarganya sudah menempati kontrakan tersebut selama tiga tahun. Dia juga mengakui bahwa keluarganya mengalami keterlambatan pembayaran sewa selama tiga bulan terakhir.

"Memang nunggak 3 bulan, tapi sudah ada niat untuk melunasi karena memang sudah lama tinggal di sana," kata Bokir pada Senin (18/11). 

Sementara itu, Mulyani menambahkan bahwa alasan yang diberikan pemilik kontrakan untuk pengosongan rumah tersebut adalah karena rumah perlu diperbaiki setelah terkena banjir.

Namun, dia mempertanyakan mengapa hanya keluarganya yang diminta keluar, sementara penyewa lainnya tidak mengalami hal serupa. 

Baca Juga : Sakit Hati Diusir, Penghuni Kos di Medan Bunuh Pemiliknya

"Dia minta dikosongi rumah itu untuk di servis karena banjir kemarin, tapi masalahnya kenapa cuma kami yang disuruh keluar sedangkan yang lainnya enggak. Kemudian dia sempat ngomong kalo dia kecewa berat sama kami. Dia ngomong 'aku kecewa berat sama kau, aku milih YOK (Rahmat Hidayat - Rustam Effendi) kau milih ROIS (Rodi Wijaya-Imam Senen)," ungkap Mulyani.

Akibat pengusiran tersebut, Bokir dan keluarganya kini menumpang sementara di rumah saudara mereka. Situasi ini memancing perhatian netizen dan menimbulkan berbagai spekulasi terkait alasan pengusiran yang sebenarnya, terutama menyangkut keterkaitan dengan pilihan politik dalam Pilkada 2024 di Lubuklinggau.

Di sisi lain, Pelaksana Tugas (Plt) Lurah Jawa Kanan SS, Yuliana, memberikan klarifikasi atas kejadian tersebut. Dia menegaskan bahwa pengusiran tidak ada kaitannya dengan perbedaan pilihan paslon dalam Pilkada.

Menurut Yuliana, pemilik kontrakan memiliki hak untuk meminta Bokir dan keluarganya meninggalkan rumah karena telah menunggak pembayaran selama tiga bulan terakhir. 

"Sudah diklarifikasi, jadi ini tidak ada kaitannya dengan beda pilihan. Pemilik kosan memang berhak (mengusir) sebab yang bersangkutan sudah tidak bayar uang kontrakan 3 bulan terakhir, jadi wajar-wajar saja kalau pemilik menagih uang kontrakan. Tidak ada unsur politiknya," kata Yuliana.

Baca Juga : Kakek di Sulsel Ketahuan Cabuli Cucu Kandung, Diusir oleh Orang Tua Korban