Kecam Serangan Bom Di Kedutaan Rusia, China Desak Afghanistan Pastikan Keamanan Diplomat

China mengutuk keras serangan teror bom di depan kedutaaan Rusia dan China juga mendesak Afghanistan untuk pastikan keamanan diplomat asing.

Kecam Serangan Bom Di Kedutaan Rusia, China Desak Afghanistan Pastikan Keamanan Diplomat
China mengutuk keras serangan teror bom di depan kedutaaan Rusia dan China juga mendesak Afghanistan untuk pastikan keamanan diplomat asing. Gambar : AFP/Dok. SANA via Kompas.com

BaperaNews - China mengutuk keras serangan bom di Kedutaan Rusia di Kabul, Afghanistan. Kecaman atas insiden yang terjadi pada Senin pagi (5/9) tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China Mao Ning pada Selasa (6/9).

“China mengutuk keras serangan terhadap misi dan personel diplomatik” ujarnya.

China mendesak Afghanistan untuk mengambil langkah efektif memastikan keamanan misi dan personel diplomat asing di kawasan Afghanistan agar masyarakat internasional aman dan bisa bekerjasama memainkan peran konstruktif dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan ketenangan di Afghanistan.

China menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada staf kedutaan Rusia dan warga sipil Afghanistan yang meninggal serta menawarkan simpati yang tulus kepada keluarga almarhum yang terluka” imbuhnya.

Dalam insiden serangan bom tersebut, sedikitnya enam orang tewas, dua diantaranya ialah staf Kedubes Rusia. Sedangkan korban luka-luka ada 15 orang. Insiden serangan bom tersebut ialah peristiwa bom bunuh diri, diduga kuat pelakunya ialah kelompok militan ISIS.

ISIS sendiri telah mengakui hal tersebut. “Seorang misi ISIS meledakkan rompi bunuh dirinya dalam sebuah pertemuan yang dihadiri diplomat Rusia di dekat Kedutaan Rusia” bunyi pernyataan ISIS melalui Telegram.

Baca Juga : Baru Beberapa Jam Jadi PM Inggris, Liz Truss Langsung Banjir Kritik

Bom meledak di pintu masuk bagian konsuler kedutaan yang biasanya menjadi ruang tunggu warga Afghanistan untuk mendapatkan visa. Sesaat sebelum kejadian, salah satu diplomat Rusia muncul dari gedung untuk memanggil seorang pendaftar visa, kemudian bom meledak.

Juri bicara Kremlin Dmitry Peskov pun buka suara. “Serangan itu tidak bisa diterima” tuturnya.

Pihak berwenang Afghanistan sedang melakukan penyelidikan terkait insiden bom bunuh diri tersebut. “Pihak berwenang tidak mengijinkan musuh menyabotase relasi kedua Negara dengan tindakan yang negatif” tegasnya.

Serangan tersebut pun membuat Taliban semakin tertekan dalam kepemimpinannya di Afghanistan, kasus ini disebut sebagai bentuk kelemahan pemerintah dalam hal intelijen. “Jika mereka tidak bisa mencegah serangan di Kabul, maka mereka tidak bisa memberikan keamanan untuk Negara” ujar seorang pengamat keamanan setempat Hekmatullah Hekmat.

Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada tahun 2021 lali, rentetan ledakan dan perang terus terjadi. Bom-bom meledak di Syiah, Sufi, hingga Sikh. Pelakunya tak lain ialah ISIS yang memang mengincar wilayah Afghanistan untuk mereka tempati.

Baca Juga : Hamas Eksekusi Mati 5 Warga Palestina, 2 Diantaranya Kerja Sama Dengan Israel