ISIS Jadi Dalang Aksi Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, Tewaskan 40 Orang
Terjadi penembakan massal di gedung konser Crocus City yang menewaskan 40 orang dan 115 lainnya luka-luka. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Penembakan massal terjadi di gedung konser Moskow pada Jumat (23/3), mengakibatkan tewasnya 40 orang serta lebih dari 100 lainnya terluka. Insiden tragis ini juga memicu kebakaran yang cepat meluas di seluruh gedung konser Crocus City di pinggiran Krasnogorsk utara Moskow.
Kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) mengklaim bertanggung jawab atas penembakan tersebut. Mereka menyatakan bahwa para pejuang mereka menyerang 'perkumpulan besar' di pinggiran Moskow sebelum mundur dengan selamat.
Menurut saksi mata dan laporan dari kantor berita RIA Novosti, para penyerang memasuki gedung dengan mengenakan seragam kamuflase, menembaki penjaga di pintu masuk, dan kemudian menyerang penonton dengan senjata.
Seorang produser musik yang berada di tempat kejadian menggambarkan momen ketika tembakan mulai terdengar, diikuti dengan teriakan panik dari para pengunjung yang berusaha berlindung atau melarikan diri melalui pintu darurat. Api cepat menjalar, menciptakan kekacauan di antara orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri.
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko melaporkan bahwa sedikitnya 115 orang telah dilarikan ke rumah sakit, termasuk lima anak-anak, dengan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. Lebih lanjut, 60 pasien dewasa dilaporkan dalam kondisi yang serius.
Baca Juga: Penembakan Massal di Amerika Serikat, 22 Orang Tewas
Pemerintah Rusia telah memulai penyelidikan terhadap serangan ini dan menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin selalu menerima informasi terkini tentang situasi tersebut.
Garda Nasional Rusia telah dikerahkan untuk mencari pelaku, sementara petugas polisi dan tim penyelamat bekerja keras di lokasi kejadian.
Atas kejadian penembakan di gedung konser ini, banyak masyarakat, baik nasional maupun internasional yang turut prihatin atas kejadian ini. Kepresidenan AS menyebut serangan itu 'mengerikan' dan menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda adanya kaitan dengan konflik di Ukraina.
Sementara itu, Ukraina menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan tersebut, sementara intelijen militernya menganggap insiden itu sebagai 'provokasi' dari Rusia.
Uni Eropa dan sejumlah negara lainnya mengutuk keras serangan ini sebagai tindakan terorisme. Solidaritas dan doa juga disampaikan kepada para korban dan keluarga mereka, sementara upaya pemadaman api terus berlangsung.
Baca Juga: Penembakan Masal Di Klub Gay AS, Pelaku Pernah Terlibat Kasus Ancaman Bom 2021