IDAI Sebut Junk Food Dapat Hambat Perbaikan Gizi Anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengklaim bahwa makanan siap saji atau Junk Food dapat menghambat perbaikan gizi pada tubuh anak-anak.
BaperaNews - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut junk food atau makanan dengan kalori, lemak, dan gula tinggi ialah masalah bagi keluarga Indonesia dan global dalam hal perbaikan gizi anak.
“Junk food ini adalah masalah global, kalau kita lihat misalnya ke Swalayan, banyak makanan cemilan dikonsumsi anak-anak kita, tinggi gula dan tinggi lemak trans yang inflamatif” tutur Ketua IDAI Piprim Basarah pada Selasa (17/1).
Piprim Basarah menyebut junk food membuat anak-anak terkena obesitas dan diabetes militer tipe 2, meski tidak dijelaskan berapa jumlahnya, namun jumlah tersebut terus naik tiap tahunnya.
Saat ini juga sudah banyak remaja menderita hipertensi, padahal hipertensi dulunya hanya diderita orang-orang yang masuk masa tua, hal ini terjadi karena pola makan yang tidak baik dan kurang olahraga.
Junk food ini menurut Ketua IDAI Piprim Basarah tak bisa lagi ditoleransi, sebab industri memang akan terus berinovasi, termasuk makanan. Ia berharap makanan alami kembali digalakkan di kehidupan rumah tangga, sebab kontrol gizi untuk anak-anak berada di tangan orang tua.
“Jadi kembali ke makanan alami, yang dimasak sendiri, misalnya sayuran, itu ada karbohidrat kompleks, atau rebus-rebusan” terangnya.
Piprim Basarah mencontohkan tentang kentang, kentang yang direbus memiliki glikemik indeks rendah, sedangkan keripik kentang glikemik indeksnya jauh lebih tinggi.
Baca Juga : Banyak Anak Keracunan Chikbul, Kemenkes: Hati-Hati Memilih Jajanan
Dengan memberi makanan alami pada anak dan memastikan asupan protein hewaninya tercukupi, misalnya dengan telur ceplok atau ikan goreng (tanpa tepung), maka akan berdampak baik pada gizi anak.
Ketua IDAI Piprim Basarah juga menyorot adanya kasus akibat jajan chiki ngebul karena nitrogen hingga membuat beberapa anak harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kebocoran lampung, ia menyebut hal ini ialah contoh kasus darurat, harus lebih diperkuat pengawasan orang tua dalam memberi makanan untuk anak-anaknya.
“Mohon ini jadi perhatian kita semua, semua pihak harus turun tangan, dari masyarakat, orang tua, pemerintah, kita ada dinas kesehatan, juga BPOM, harus sama-sama kita jadikan wake up call agar kita semua peduli dan serius pada asupan makanan yang menyehatkan anak-anak kita. Jangan sampai anak-anak kita stunting atau malnutrisi hingga menyebabkan penyakit kronis atau terjadi obesitas karena sindrom metabolik” pungkasnya.
Berikan makanan alami dan bergizi untuk anak-anak kita, jangan junk food, tapi berikan yang berkarbohidrat, sayur, buah yang diolah secara alami, serta jangan lupakan protein hewani seperti telur, ikan, atau daging ayam untuk menjamin asupan terbaik pada gizi anak-anak kita. Sebaiknya hindari jajan-jajan manis, asin atau berpengawet, dan junk food.
Baca Juga : Apakah Karang Gigi Bisa Rontok Dengan Pasta Gigi? Simak Penjelasan Dokter