IDAI Dorong Pemerintah Batasi Iklan Junk Food
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mendorong pemerintah melakukan upaya pembatasan iklan junk food.
BaperaNews - Zat berbahaya di dalam junk food membuat Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso cemas akan dampak kesehatan pada anak di Indonesia.
Piprim Basarah saat ini sedang mendorong pemerintah melakukan upaya pembatasan iklan junk food guna menekan kasus diabetes pada anak di Indonesia.
Kandungan karbohidrat dalam produk seperti susu, minuman manis, serta kue, snack dan biskuit juga dianggap perlu dituliskan dalam kemasan.
“Batasi iklan junk food, tulis kandungan karbohidrat setara berapa gram gula, beri peringatan 'Konsumsi berlebih bisa menyebabkan diabetes,” ujar Ketua IDAI, Senin (13/2).
Piprim Basarah berharap pemerintah bisa lebih perhatian terhadap angka penderita diabetes pada anak. Ia menjelaskan kandungan gula dalam junk food harus kurang dari 24 gram.
Baca Juga : Kasus Diabetes Anak Naik 70%, Menkes: Jika Tak Ditangani, Bisa Kena Stroke dan Jantung
Hal lain yang dapat dilakukan pemerintah khususnya untuk diabetes melitus tipe 1 yakni dengan penyediaan insulin dan alat pemeriksaan. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih cepat mengetahui diabetes di kalangan anak-anak.
“Untuk DM (Diabetes melitus) tipe 1 memenuhi kebutuhan insulin dan perangkat pemeriksaan gula darah mandiri bagi pasien,” imbuhnya.
Adapun alasan IDAI dorong pemerintah batasi iklan junk food karena kasus diabetes pada anak di Indonesia pada tahun 2023 meningkat hingga 70 kali lipat sejak 2010 lalu. Data IDAI mencatat ada sekitar 1.645 anak di Indonesia yang mengalami diabetes.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI Muhammad Faizi mengatakan kasus diabetes pada anak di Indonesia bahkan dapat lebih tinggi dari yang telah tercatat saat ini.
“Jumlah ini meningkat 70 kali dari data di 2010 lalu,” jelas Faizi dalam konferensi pers daring IDAI, Rabu (1/2).
Kenaikan diabetes berada di 15 titik wilayah Indonesia, adapun jumlah terbanyak berasal dari Jakarta dan Surabaya.Namun, Faizi tidak menerangkan berapa data diabetes pada anak diabetes pada 2010 lalu.
Baca Juga : IDAI Sebut Junk Food Dapat Hambat Perbaikan Gizi Anak