Ibu dan 2 Anak di Maluku Tengah Meninggal Dunia Usai Makan Telur Ikan Buntal

Ibu rumah tangga dan dua anaknya tewas setelah memakan telur ikan buntal. Baca kronologinya di sini!

Ibu dan 2 Anak di Maluku Tengah Meninggal Dunia Usai Makan Telur Ikan Buntal
Ibu dan 2 Anak di Maluku Tengah Meninggal Dunia Usai Makan Telur Ikan Buntal. Gambar : dream.co.id

BaperaNews - Sebuah tragedi menimpa keluarga di Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Seorang ibu rumah tangga, Leny Latuperissa (28), bersama dua anaknya, Keisya Berhitu (5) dan Chrismen Berhitu (2), meninggal dunia pada Selasa (5/3) setelah memakan telor ikan buntal. Peristiwa tragis ini mengguncang warga setempat dan menyisakan duka mendalam.

Berdasarkan keterangan Kapolsek Saparua, AKP Yakob Walalayo, telur ikan buntal yang menjadi penyebab kematian ketiga korban digoreng oleh suami Leny, Stevi Berhitu, pada malam Senin (4/3). Leny beserta kedua anaknya kemudian mengonsumsi telur ikan tersebut keesokan harinya sebelum menuju sungai. Pada saat itu, Chrismen tinggal bersama ayahnya di rumah.

Menurut Yakob, Chrismen mengeluh lemas beberapa saat setelah Leny dan Keisya pergi ke sungai, namun ayahnya menganggap itu sebagai kelelahan biasa. Pukul 09.40 WIT, warga setempat membawa pulang Leny dan Keisya dalam kondisi lemas. Leny sempat mengeluh kepada suaminya bahwa mulut dan kerongkongannya sakit, meminta untuk dibawa ke rumah sakit.

Sang suami, Stevi Berhitu, segera membawa istri dan kedua anaknya ke RSUD Saparua. Tim medis langsung menangani mereka pada pukul 10.00 WIT. Namun, dalam waktu dua jam, Leny dan kedua anaknya dinyatakan meninggal dunia. Yakob mengungkapkan bahwa Stevi menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak dilakukannya otopsi.

Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan Pp Lease, Ipda Janete Luhukay, memberikan konfirmasi serupa. Dia menyebutkan bahwa telur ikan buntal itu digoreng oleh Stevi Berhitu pada malam sebelumnya. Leny dan kedua anaknya mengonsumsinya pagi harinya sebelum pergi ke sungai. Chrismen tinggal di rumah bersama ayahnya, Stevi.

Baca Juga: Siswa SD di Bandung Barat Meninggal Gegara Keracunan Cilor

"Pukul 09.40 WIT, Lenny dan Keisya dibawa oleh warga pulang ke rumah karena kondisinya lemas. Lenny sempat mengatakan kepada suaminya bahwa badannya lemas dan kerongkongannya sakit sekali," kata Janete. Para tetangga yang melihat kondisi korban langsung membawa mereka ke RSUD Saparua.

Dalam konteks ini, ikan buntal menjadi fokus perhatian. Ikan ini dikenal memiliki kandungan racun yang sangat berbahaya, terutama tetrodotoxin. National Geographic menyebutkan bahwa racun ikan buntal lebih berbahaya daripada sianida, dengan satu ekor ikan buntal dapat mengandung 1.200 kadar racun tetrodotoxin.

Sejumlah ilmuwan setuju bahwa hampir semua bagian organ ikan buntal dapat sangat mematikan, termasuk hati, mata, indung telur, otak, dan usus. Konsumsi yang tidak benar dapat menyebabkan gejala keracunan hingga melumpuhkan sebagian saraf.

Dalam kasus ini, telur ikan buntal yang digoreng tanpa penanganan yang benar menyebabkan kematian bagi Leny, Keisya, dan Chrismen.

Baca Juga: Puluhan Siswa SD Keracunan yang Diduga Berasal dari Jajanan Sekolah