Guru SMP di Buton Selatan Cabuli 17 Siswa, Korban Alami Trauma Berat
Oknum guru di Kecamatan Sampolawa, Buton Selatan, mengakui pelecehan seksual terhadap 17 siswa SMP. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Terduga pelaku pelecehan seksual yang menyimpang di Kecamatan Sampolawa, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, kini tengah dalam proses pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Oknum guru inisial R, yang menjadi terduga pelaku, telah mengakui perbuatannya terhadap 17 orang siswa yang masih di bawah umur.
Kepala Sekolah, Halim, mengungkapkan bahwa dalam pertemuan dengan R, guru tersebut mengakui tindakannya.
"Sudah dua kali saya bicara dengan guru terkait, ia mengakui," ujarnya saat berkunjung ke rumah salah satu korban pada Senin (29/1).
Pihak sekolah telah mengambil langkah dengan tidak mengizinkan R untuk mengajar selama proses hukum berlangsung, dan nasibnya kini diserahkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan.
Selain sebagai guru, R ternyata juga seorang guru penggerak atau guru percontohan. Guru penggerak memiliki kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai etika. Mereka diharapkan menjadi pemimpin pembelajaran dan agen pendorong transformasi pendidikan di Indonesia.
Baca Juga: Bocah di Langkat jadi Korban Pencabulan, Keluarga Sudah Lapor Tapi Tidak Ditindaklanjut
Namun, perbuatan R telah mengejutkan banyak pihak, terutama karena melibatkan 17 siswa laki-laki di SMP setempat.
Perbuatan guru cabuli siswa ini teridentifikasi pada 17 siswa, di mana 2 di antaranya mengalami pelecehan secara berulang-ulang. Dampak psikis terhadap anak-anak tersebut diprediksi cukup berat. Merespons kejadian ini, UPTD PPA Kabupaten Buton Selatan telah melakukan assessment serta pendampingan kepada 6 korban yang diduga menerima pelecehan seksual.
Dari 17 siswa SMP yang terlibat, 6 di antaranya mengalami pencabulan, sementara 11 siswa lainnya hanya sebatas pelukan dan ciuman. Dari keenam siswa yang mengalami pelecehan, dua di antaranya dilecehkan secara berulang-ulang dengan iming-iming dibelikan barang.
Kepala UPTD PPA Buton Selatan, Wa Ode Siti Sahara, menjelaskan bahwa setelah assessment, ditemukan bahwa beberapa korban mengalami trauma, gangguan kecemasan, ketakutan, dan kurang percaya diri.
"Tindakan kami selanjutnya tentu saja kami akan breafing bersama psikolog agar dapat melakukan langkah-langkah selanjutnya yakni konseling," imbuhnya.
Baca Juga: Bocah di Banjarbaru Jadi Korban Pencabulan 4 Pemuda, Modus Traktir Nasi Goreng