Fenomena El Nino Semakin Parah, Fahd A Rafiq: Ancaman Kekeringan Berkepanjangan di Beberapa Wilayah Indonesia

Fenomena El Nino mengakibatkan peningkatan suhu muka laut dan mereduksi curah hujan di Indonesia.

Fenomena El Nino Semakin Parah, Fahd A Rafiq: Ancaman Kekeringan Berkepanjangan di Beberapa Wilayah Indonesia
Fenomena El Nino Semakin Parah, Fahd A Rafiq: Ancaman Kekeringan Berkepanjangan di Beberapa Wilayah Indonesia. Gambar : Dok.Istimewa

BaperaNews - El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya. Dikutip dari laman resmi BMKG, fenomena El Nino bisa meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Hal ini memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq, menyampaikan bahwa fenomena El Nino terus memperburuk kondisi curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Beberapa wilayah Indonesia kini dilanda kekeringan.

“Menurut data BMKG, El Nino terus memperburuk curah hujan yang ada di Indonesia, masyarakat dibeberapa wilayah Indonesia sudah merasakan dan terdampak dari fenomena ini, beberapa sektor pertanian pun sudah terdampak, kita harapkan pemerintah dapat membantu masyarakat dari kondisi kekeringan ini.” Ujar Fahd A Rafiq.

Merujuk data BMKG, saat ini sebanyak 63 persen wilayah tanah air sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino. BMKG mengungkap beberapa daerah yang akan terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, dan Lampung.

Fahd A Rafiq menambahkan, “Dengan kondisi seperti ini, ancaman kekeringan dapat berkepanjangan di beberapa wilayah di Indonesia, semoga fenomena ini cepat berlalu, agar curah hujan kembali menjadi normal, dan wilayah yang terdampak kekeringan cepat teratasi, .” Tutupnya.

Wilayah Indonesia lainnya seperti, Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.

fenomena El Nino diprediksi berpeluang berlangsung hingga Februari 2024 dan memicu kenaikan suhu melebihi rekor El Nino kuat terakhir pada awal 2016.

Merujuk laporan terbaru dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ada kemungkinan lebih dari 95 persen El Nino bakal berlangsung hingga Februari 2024 disertai dengan dampak iklim yang luas.

Penulis : FNID