Bicara Polusi Udara di Jakarta, Fahd A Rafiq Imbau Masyarakat Menjaga Kesehatan
Peringkat kualitas udara terburuk keempat di dunia ditempati oleh Jakarta, menurut IQAir.
BaperaNews - Ketua DPP Bidang Ormas Fahd El Fouz A Rafiq, menghimbau masyarakat yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, untuk terus menjaga kesehatan, karena diketahui hingga hari ini polusi udara yang ada di Jakarta masih tinggi.
Data IQAir menunjukkan Jakarta menduduki peringkat kualitas udara terburuk keempat di dunia. Indeks kualitas udara (AQI US) DKI Jakarta mencapai angka 157 dengan tingkat polusi yang tinggi membuat udara di Jakarta tidak sehat bagi pernapasan pada pagi ini.
“Hingga hari ini, polusi udara Jakarta dan sekitarnya masih tinggi, menurut data kualitas udara Jakarta menduduki udara terburuk ke empat di Dunia, saya menghimbau agar seluruh masyarakat Jakarta dan sekitarnya agar terus menjaga kesehatannya.” Ujar Fahd A Rafiq.
Melihat penyebab masalah polusi udara ini, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan beberapa sektor yang berkontribusi pada tingginya polusi udara di Jakarta.
Sektor transportasi menjadi penyumbang terbesar dengan 44 persen, diikuti oleh sektor industri (31 persen), manufaktur (10 persen), perumahan (14 persen), dan sektor komersial (1 persen).
Fahd A Rafiq juga menambahkan, “Pemerintah juga telah berupaya untuk mengatasi hal ini, mengupayakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk membilas polusi udara, dan paling utama adalah kesehatan masyarakat karena dampak polusi udara ini, saya juga menghimbau mengenakan masker pelindung, menggunakan alat penyaring udara di dalam ruangan, menutup jendela, serta menghindari aktivitas luar ruangan adalah langkah-langkah yang dapat membantu mengurangi risiko terpapar udara luar yang tercemar.” Tutupnya.
Dikutip dari IQAir, negara dengan kualitas udara terburuk pada pagi ini ditempati oleh Dubai, Uni Emirat Arab, dengan indeks 172. Posisi kedua ditempati Kuwait City, Kuwait, dengan indeks 168, sedangka Baghdad, Irak, di posisi ketiga dengan indeks 159.
Penulis : FNID