Fahd A Rafiq Menanggapi Para Pemimpin Dunia Akan Bertemu Dalam Majelis Umum PBB, Bahas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Pertemuan PBB 2023 membahas bahaya yang mengancam dunia jika tidak ada tindakan cepat untuk mencapai tujuan pembangunan tahun 2030.

Fahd A Rafiq Menanggapi Para Pemimpin Dunia Akan Bertemu Dalam Majelis Umum PBB, Bahas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Fahd A Rafiq Menanggapi Para Pemimpin Dunia Akan Bertemu Dalam Majelis Umum PBB, Bahas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Gambar : Dok.Istimewa

BaperaNews - Pertemuan para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menaruh perhatian khusus pada bahaya yang akan dihadapi dunia jika negara-negara tersebut tidak segera bertindak untuk menyelamatkan serangkaian tujuan pembangunan tahun 2030 guna menghapuskan kelaparan dan kemiskinan ekstrem serta memerangi perubahan iklim.

Setiap bulan September, para pemimpin dan delegasi dari seluruh dunia berkumpul di Markas Besar PBB di New York untuk membahas isu-isu paling mendesak saat ini.

Tahun ini, Sesi Majelis Umum PBB ke-78 dibuka pada 5 September 2023. Segmen utama, yang secara resmi dikenal sebagai ‘Debat Umum’, dimulai pada 19 September.

Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz A Rafiq ikut berkomentar perihal, Para pemimpin dunia akan bertemu dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada bulan September ini.

“Saat ini terdapat 193 negara yang berstatus anggota penuh PBB, Majelis Umum PBB (UNGA) adalah pertemuan utama yang membahas dan memutuskan apa yang harus dilakukan organisasi tersebut. Kini para Pemimpin Dunia akan melakukan pertemuan dalam Majelis Umum, kita ketahui dalam membahas tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama untuk menekan angka tingginya kelaparan dan kemiskinan dunia.” Ujar Fahd A Rafiq Selasa, (19/9).

“Debat Umum PBB berlangsung dari 19 September hingga 23 September, dan berlanjut pada 26 September. Perwakilan dari setiap negara di PBB dapat berbicara, untuk mengangkat permasalahan yang menjadi perhatian mereka. Saya harapkan dalam pertemuan tersebut, semua permasalahan yang ada didunia dapat cepat teratasi, seperti negara konflik, kemiskinan, pendidikan, dan mengurangi kesenjangan.” Tutupnya Fahd A Rafiq.

Para pemimpin bertemu di tengah bayang-bayang ketegangan geopolitik yang sebagian besar dipicu oleh perang di Ukraina - ketika Rusia dan China bersaing dengan Amerika Serikat dan Eropa untuk memenangkan hati negara-negara berkembang, di mana pencapaian SDGs adalah kuncinya.

PBB mengatakan bahwa terdapat 745 juta lebih banyak orang dengan tingkat kelaparan sedang hingga berat di dunia saat ini dibandingkan tahun 2015, dan upaya dunia untuk mencapai tujuan ambisius PBB untuk mengakhiri kelaparan pada tahun 2030 masih jauh dari jalurnya.

Penulis : FNID