Donald Trump Sebut Sedotan Kertas Konyol, Kini Beralih Kembali ke Plastik

Donald Trump akan mencabut kebijakan sedotan kertas Joe Biden dan kembalikan sedotan plastik. Keputusannya picu perdebatan soal lingkungan!

Donald Trump Sebut Sedotan Kertas Konyol, Kini Beralih Kembali ke Plastik
Donald Trump Sebut Sedotan Kertas Konyol, Kini Beralih Kembali ke Plastik. Gambar : Reuters/Carlos Barria/X/@realDonaldTrump

BaperaNews - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencananya untuk mengakhiri kebijakan yang mendorong penggunaan sedotan ramah lingkungan. 

Dalam cuitan di akun X-nya pada 8 Februari 2025, Donald Trump menyebut kebijakan pendahulunya, Joe Biden, terkait penggunaan sedotan kertas sebagai kebijakan yang "konyol." 

Donald Trump berencana menandatangani perintah eksekutif pekan depan untuk mendorong penggunaan sedotan plastik kembali, sebuah langkah yang berbanding terbalik dengan upaya sebelumnya yang berfokus pada pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.

"Saya akan menandatangani perintah eksekutif pekan depan, mengakhiri dorongan konyol dari Biden untuk menggunakan sedotan kertas yang tidak ada gunanya. KEMBALI KE PLASTIK," tulis Donald Trump di akun X-nya, mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap kebijakan tersebut.

Keputusan Donald Trump untuk kembali mendukung penggunaan sedotan plastik ini bertentangan dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan Joe Biden. 

Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi dampak negatif polusi plastik, Joe Biden memperkenalkan kebijakan untuk mengakhiri penggunaan plastik sekali pakai di lingkungan pemerintahan AS. 

Dalam kebijakan tersebut, Joe Biden menargetkan agar pemerintahan AS bebas dari plastik sekali pakai pada tahun 2035.

Joe Biden berfokus pada pengurangan polusi plastik, yang diketahui memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai di alam dan dapat membahayakan lingkungan serta makhluk hidup, terutama hewan-hewan yang dapat terjerat atau tertelan sampah plastik.

Baca Juga : Alasan Donald Trump Tak Deportasi Pangeran Harry dari AS: Dia Sudah Punya Banyak Masalah

Selain itu, pemerintahan Joe Biden mendukung tujuan lebih besar untuk mengakhiri polusi plastik pada tahun 2040, dengan menyoroti dampak negatif polusi plastik terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

California menjadi negara bagian pertama di AS yang sepenuhnya melarang penggunaan sedotan plastik pada tahun 2019.

Langkah ini kemudian diikuti oleh negara bagian lainnya, termasuk New York, Washington DC, dan Colorado, yang mulai melarang atau membatasi penggunaan sedotan plastik sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi sampah plastik.

Namun, kebijakan tersebut kini mendapat tantangan dari Donald Trump. Sebelum terpilih sebagai Presiden, Donald Trump pernah memanfaatkan isu sedotan plastik sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan lingkungan yang banyak didorong oleh kubu liberal. 

Saat kampanye Pemilu Presiden AS pada 2019, Donald Trump menjadikan sedotan plastik sebagai simbol perlawanan terhadap pihak yang mendukung kesadaran lingkungan. 

Bahkan, sedotan plastik yang dijual seharga 15 dolar untuk 10 batang menjadi produk kampanye yang memicu perdebatan sengit antara pendukung dan penentang kebijakan ramah lingkungan.

Manajer kampanye Donald Trump saat itu, Brad Parscale, pernah mencuit di Twitter (sekarang X), "Making straws great again," yang berarti "Jadikan sedotan plastik berjaya lagi." 

Pernyataan tersebut menyoroti bagaimana sedotan plastik menjadi simbol bagi sebagian orang yang menentang perubahan gaya hidup ramah lingkungan, yang seringkali dipandang sebagai bagian dari agenda politik kubu liberal.

Baca Juga : PM Kanada Sebut Donald Trump Ingin Kuasai Negaranya: Mereka Mau Dapat Manfaat dari Kita