Alasan Donald Trump Tak Deportasi Pangeran Harry dari AS: Dia Sudah Punya Banyak Masalah

Donald Trump tidak akan mengambil langkah untuk mendeportasi Pangeran Harry dari AS.

Alasan Donald Trump Tak Deportasi Pangeran Harry dari AS: Dia Sudah Punya Banyak Masalah
Alasan Donald Trump Tak Deportasi Pangeran Harry. Gambar: IG/@sussexroyal

BaperaNews - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan tidak akan mengambil langkah untuk mendeportasi Pangeran Harry dari AS meskipun ada gugatan hukum yang mempertanyakan status imigrasi Duke of Sussex.

Keputusan ini diungkapkan Trump dalam sebuah wawancara dengan New York Post pada Jumat (7/2).

"Saya tidak ingin melakukan itu. Saya akan membiarkannya sendiri. Dia sudah punya cukup banyak masalah dengan istrinya (Meghan Markle). Istrinya sangat buruk," ujar Trump dalam wawancara tersebut.

Baca Juga: PM Kanada Sebut Donald Trump Ingin Kuasai Negaranya: Mereka Mau Dapat Manfaat dari Kita

Pernyataan Trump ini muncul di tengah tuntutan hukum dari Heritage Foundation, kelompok konservatif yang mempertanyakan keabsahan visa yang dimiliki Pangeran Harry.

Gugatan tersebut berfokus pada kemungkinan bahwa Harry tidak sepenuhnya mengungkapkan riwayat penggunaan narkoba ilegal dalam pengajuan visanya ke AS.

Dalam memoarnya yang berjudul Spare, Harry secara terbuka mengakui pernah menggunakan kokain, ganja, dan zat psikedelik di masa lalu.

Heritage Foundation menilai bahwa kejujuran dalam permohonan visa merupakan syarat wajib bagi siapa pun yang ingin memasuki AS.

Salah satu perwakilan kelompok tersebut, Nile Gardiner, menekankan bahwa kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah Harry mendapat perlakuan khusus dari pemerintahan Joe Biden setelah ia dan Meghan pindah ke California pada 2020.

Di sisi lain, Trump tidak melewatkan kesempatan untuk membandingkan hubungan yang ia miliki dengan Harry dan kakaknya, Pangeran William.

Baca Juga: Pesawat Japan Airlines Tabrakan dengan Pesawat Delta, Sayap Nyangkut di Ekor

Trump memuji William sebagai "pemuda yang hebat" dan mengungkapkan bahwa mereka sempat bertemu di Paris pada Desember 2024 dalam rangka pembukaan kembali Katedral Notre-Dame.

Pertemuan ini dianggap sangat kontras dengan hubungannya yang tegang dengan Harry dan Meghan.

Duke and Duchess of Sussex itu diketahui telah lama menjadi kritikus terhadap Trump. 

Meghan Markle pernah menyebut Trump sebagai "pemecah belah" dan "misoginis," sementara Trump secara terbuka mengejek Harry dengan menyebutnya "dicambuk" oleh Meghan.

Dalam wawancara dengan New York Post, Trump kembali mengomentari situasi Pangeran Harry.

"Saya pikir Harry yang malang dituntun dengan hidung," katanya.

Meskipun ada tekanan hukum terhadap visa Pangeran Harry, tampaknya Trump tidak ingin memperumit situasi lebih lanjut.

Namun, gugatan dari Heritage Foundation terhadap Departemen Keamanan Dalam Negeri AS masih terus berlanjut, dengan tuntutan agar informasi mengenai visa Harry dibuka ke publik.