Presiden Filipina Marcos Jr, Tak Akan Tinggal Diam dengan Ancaman Pembunuhan dari Wapres Sara Duterte

Presiden Filipina, Marcos Jr, menanggapi ancaman pembunuhan dari Wakil Presiden Sara Duterte, menegaskan tekadnya untuk melawan ancaman tersebut.

Presiden Filipina Marcos Jr, Tak Akan Tinggal Diam dengan Ancaman Pembunuhan dari Wapres Sara Duterte
Presiden Filipina Marcos Jr, Tak Akan Tinggal Diam dengan Ancaman Pembunuhan dari Wapres Sara Duterte. Gambar : Dok.tatlerasia.com

BaperaNews - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, menyatakan tekadnya untuk melawan ancaman pembunuhan yang ditujukan kepadanya, yang ia sebut sebagai hal yang "sangat mengkhawatirkan." 

Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan atas komentar kontroversial dari Wakil Presiden Sara Duterte, yang mengindikasikan bahwa ia telah menginstruksikan pengawal keamanannya untuk membunuh Marcos Jr, istrinya Liza Araneta, dan Ketua DPR Filipina, Martin Romualdez, jika dirinya terbunuh.

Dalam sebuah pesan video yang dirilis pada Senin (25/11), Marcos Jr menyatakan bahwa rencana seperti itu tidak dapat dibiarkan begitu saja, menegaskan pentingnya supremasi hukum di Filipina.

Menurutnya, jika seorang presiden dapat dengan mudah dijadikan target, maka ancaman terhadap warga negara biasa menjadi semakin mengkhawatirkan. 

"Rencana kriminal seperti ini tidak bisa diabaikan. Saya akan melawannya," ujar Marcos Jr, menanggapi pernyataan yang memicu ketegangan di tengah masyarakat Filipina.

Sara Duterte, yang merupakan putri dari mantan Presiden Rodrigo Duterte, membuat pernyataan mengejutkan dalam konferensi pers pada Jumat (22/11) malam.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengaku telah menginstruksikan salah satu anggota tim keamanannya untuk membunuh Marcos Jr dan beberapa tokoh lainnya jika ia sendiri dibunuh. 

Pernyataan tersebut dilontarkan setelah Sara menyebut dirinya sebagai target dari sebuah rencana pembunuhan, meski ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai ancaman tersebut.

Pernyataan Sara ini menjadi sorotan utama di media Filipina, terutama karena ketegangan yang semakin memanas antara dirinya dan Marcos Jr sejak kemenangan besar mereka dalam pemilihan umum tahun 2022 lalu.

Hubungan mereka yang awalnya terlihat harmonis kini mulai menunjukkan keretakan, terutama terkait dengan isu-isu politik yang melibatkan kantor Wakil Presiden.

Martin Romualdez, salah satu tokoh yang disebut dalam ancaman Sara, adalah sepupu dari Marcos Jr dan saat ini menjabat sebagai Ketua DPR Filipina.

Kantor kepresidenan Filipina segera merespons ancaman tersebut dengan menyebutnya sebagai "ancaman aktif" terhadap keselamatan Marcos Jr. 

Baca Juga : Mantan Presiden Filipina, Duterte Daftar Sebagai Calon Wali Kota Davao

Lembaga keamanan di Filipina pun segera meningkatkan protokol pengamanan untuk memastikan keselamatan presiden dan para tokoh yang disebut dalam pernyataan kontroversial Sara.

Dalam pesan video terbarunya, Marcos Jr juga mengkritik Sara yang dinilai kurang kooperatif dalam menjawab pertanyaan dari parlemen Filipina mengenai dugaan penyalahgunaan dana oleh kantor Wakil Presiden.

Marcos Jr mengungkapkan bahwa masalah ini tidak akan menjadi polemik besar jika Sara bersedia memberikan jawaban yang jelas dan transparan kepada parlemen. 

"Kebenaran tidak seharusnya diabaikan atau dialihkan dengan cara yang tidak jelas," kata Marcos Jr.

Masalah ini semakin memanas setelah DPR Filipina memutuskan untuk mengurangi anggaran kantor Wakil Presiden hampir dua pertiga, di tengah penyelidikan terkait dugaan penyelewengan dana konfidensial di kantor tersebut serta di Departemen Pendidikan, yang sebelumnya juga dipimpin oleh Sara Duterte.

Pengurangan anggaran ini dilakukan di bawah pimpinan Martin Romualdez, yang merupakan tokoh berpengaruh di DPR.

Situasi semakin rumit setelah Kepala Staf Wakil Presiden, Zuleika Lopez, ditahan sejak Rabu (21/11) atas tuduhan "campur tangan yang tidak semestinya" dalam proses pembahasan anggaran parlemen.

Setelah penahanan tersebut, DPR Filipina mengumumkan rencana untuk memindahkan Lopez dari pusat penahanan parlemen ke lembaga pemasyarakatan, sebuah langkah yang dianggap memperumit hubungan antara Sara Duterte dan parlemen.

Pernyataan Sara Duterte yang menyebutkan ancaman pembunuhan terhadap presiden semakin menambah ketegangan politik di Filipina. Banyak pihak menilai bahwa Sara menggunakan isu ini untuk mengalihkan perhatian dari dugaan pelanggaran di kantornya.

Di sisi lain, Marcos Jr menegaskan bahwa ancaman pembunuhan tidak bisa dianggap sepele, terutama di negara yang mengklaim menjunjung tinggi hukum dan keadilan.

Filipina, yang saat ini berada dalam fase kritis terkait stabilitas politik, menghadapi tantangan besar dalam meredam situasi yang semakin memanas. Marcos Jr menyerukan agar supremasi hukum ditegakkan, dan kasus ini diselesaikan dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.

"Sebagai negara demokratis, kita perlu menjaga supremasi hukum," tutup Marcos Jr dalam pernyataannya, merujuk pada pentingnya proses hukum yang adil dan transparan di Filipina.

Baca Juga : Mary Jane Veloso Dipindahkan ke Filipina Sebagai Narapidana, Bukan Dibebaskan