Turis Jepang Dipalak di Bogor, 20 Pengamen Ditangkap, 13 Diantaranya Positif Narkoba
Turis Jepang dipalak di angkot Bogor, polisi razia 20 pengamen. 13 di antaranya positif narkoba. Langkah tegas ini disambut baik demi kenyamanan wisatawan dan warga.
BaperaNews - Sebanyak 20 orang pengamen dan pengemis ditangkap dalam razia yang dilakukan oleh petugas gabungan di Kota Bogor pada Sabtu (23/11).
Penangkapan ini dilakukan setelah sebuah video viral yang diunggah oleh seorang turis Jepang yang mengaku menjadi korban pemalakan oleh pengamen di angkutan kota (angkot).
Polisi mengungkapkan bahwa razia ini dilakukan untuk menanggapi keluhan mengenai tindakan premanisme yang meresahkan baik wisatawan domestik maupun asing.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, AKP Aji Riznaldi Nugroho, mengungkapkan bahwa razia tersebut merupakan respons terhadap video yang viral di media sosial.
Dalam video tersebut, seorang turis asal Jepang menceritakan pengalamannya saat dipalak oleh pengamen di angkot di wilayah Bogor.
Meskipun lokasi pasti dalam video tersebut belum dapat dipastikan, apakah berada di Kota atau Kabupaten Bogor, pihak kepolisian tetap melaksanakan penertiban guna menghindari kejadian serupa.
Video turis Jepang dipalak ini mengundang perhatian banyak pihak, sehingga pihak kepolisian segera turun tangan.
“Video yang diunggah oleh wisatawan asing terkait pemaksaan permintaan uang oleh pengamen menjadi dasar dilakukannya razia ini. Kami melaksanakan operasi terhadap premanisme, anak jalanan, dan pengamen yang meresahkan di wilayah Bogor,” jelas AKP Aji Riznaldi Nugroho saat dikonfirmasi pada Senin (25/11).
Dalam razia tersebut, sebanyak 20 orang berhasil ditangkap. Dari jumlah tersebut, 13 orang di antaranya dinyatakan positif menggunakan narkotika setelah dilakukan tes urine.
Mereka kini sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh Satnarkoba Polresta Bogor Kota.
Sementara itu, tujuh orang lainnya yang tidak terbukti mengonsumsi narkoba diserahkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor untuk mendapatkan pembinaan lebih lanjut.
Baca Juga : Viral! Satpol PP di Bekasi Diduga Palak Setoran ke Pedagang Kaki Lima
Kasat Reskrim menjelaskan bahwa razia ini tidak hanya difokuskan pada pengamen, tetapi juga menyasar kelompok-kelompok yang kerap melakukan tindakan premanisme, termasuk pengemis dan anak jalanan yang mengganggu ketertiban umum.
Penertiban ini merupakan langkah preventif untuk menjaga kenyamanan masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Bogor.
Sebelumnya, turis pria asal Jepang yang menjadi korban pemalakan itu mengunggah video melalui akun media sosial @ogatamedan, menceritakan insiden yang terjadi saat ia menaiki angkot di Bogor.
Dalam video yang kini viral tersebut, turis tersebut mengungkapkan bahwa ia dipaksa memberikan uang oleh pengamen yang ada di angkot.
Kejadian tersebut memicu perhatian luas, karena selain menggambarkan masalah pemalakan di angkot, insiden ini juga menyentuh isu terkait keselamatan dan kenyamanan wisatawan di wilayah tersebut.
Aji Riznaldi Nugroho menambahkan bahwa pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah video tersebut diambil di Kota atau Kabupaten Bogor, namun mereka tetap melaksanakan penertiban untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Kami terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Sosial, untuk menangani permasalahan ini. Kami berharap langkah ini dapat mengurangi tindak premanisme di wilayah Bogor,” ujar Aji.
Razia yang dilakukan ini merupakan bagian dari upaya kepolisian untuk mengatasi masalah pemalakan yang sudah menjadi perhatian publik, terlebih dengan adanya video viral yang mencerminkan betapa meresahkannya situasi tersebut bagi wisatawan.
Selain itu, penangkapan 13 orang yang terbukti positif narkoba menunjukkan adanya masalah lebih dalam yang perlu segera ditangani.
Masalah penggunaan narkoba di kalangan pengamen dan pengemis ini menjadi salah satu fokus penting dalam upaya penertiban yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
Menurut pihak Dinas Sosial Kota Bogor, mereka akan memberikan pembinaan kepada pengamen dan pengemis yang tidak terlibat dalam penggunaan narkotika, dengan harapan dapat mengarahkan mereka untuk beraktivitas secara lebih positif dan tidak mengganggu ketertiban umum.
Pembinaan ini juga diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan dan permasalahan sosial lainnya yang berhubungan dengan keberadaan pengamen di jalanan.
Sementara itu, warga dan pengunjung Bogor menyambut positif langkah yang diambil oleh aparat kepolisian dalam mengatasi masalah pemalakan dan premanisme yang selama ini meresahkan.
Banyak yang berharap agar penertiban seperti ini dapat dilakukan secara rutin untuk menjaga kenyamanan bagi warga maupun wisatawan yang datang ke kota ini.
Baca Juga : Viral Guru di Papua Dipalak Orang Mabuk, Pelaku Akhirnya Minta Maaf