Ranny Fahd A Rafiq Usul ke Pemerintah Naikkan Upah Guru Honorer dalam Tempo Singkat

Ranny Fahd A Rafiq desak pemerintah naikkan upah guru honorer. Nasib guru masih memprihatinkan, solusi segera diperlukan demi pendidikan berkualitas.

Ranny Fahd A Rafiq Usul ke Pemerintah Naikkan Upah Guru Honorer dalam Tempo Singkat
Ranny Fahd A Rafiq Usul ke Pemerintah Naikkan Upah Guru Honorer dalam Tempo Singkat. Gambar : Istimewa

BaperaNews - Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional, momen penting untuk menghargai perjuangan para pendidik, terutama guru honorer, yang merupakan penerus semangat Ki Hajar Dewantara. Namun, kesejahteraan mereka masih jauh dari harapan. 

Hal ini menjadi perhatian serius Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Ranny Fahd A Rafiq, yang menyerukan kepada pemerintah untuk segera menaikkan upah guru honorer demi mewujudkan pendidikan berkualitas.

“Indonesia tidak akan menjadi negara maju di tahun 2045 jika kesejahteraan guru honorer diabaikan. Mereka adalah garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, hingga kini, nasib mereka belum mendapat perhatian serius,” ujar Ranny Fahd A Rafiq dalam pernyataannya di Jakarta, Senin (25/11/2024).

Ranny menyoroti kondisi guru honorer, terutama di Jakarta, yang menjadi miniatur Indonesia. Menurutnya, bahkan di ibu kota masih banyak guru honorer yang menerima upah hanya Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta per bulan.

“Jika di Jakarta saja seperti ini, bagaimana dengan guru di pelosok Indonesia? Fakta ini memalukan jika terus terekspos oleh media internasional. Sudah saatnya pemerintah mengambil tindakan nyata,” tegasnya.

Ia juga menyoroti praktik tidak adil di beberapa yayasan pendidikan yang memotong upah guru honorer secara tidak manusiawi. Hal ini, menurutnya, memperburuk kesenjangan sosial antara guru dan pemilik yayasan.

“Kesejahteraan guru sering kali menjadi korban ketidakjujuran dan prestise pihak tertentu. Ini tidak boleh dibiarkan,” lanjutnya.

Ranny Fahd A Rafiq menilai profesi guru belum menjadi pilihan utama generasi muda karena kurangnya daya tarik dan penghargaan.

“Banyak mahasiswa lulusan pendidikan tidak ingin menjadi guru karena profesi ini dianggap tidak menjanjikan. Stigma 'pahlawan tanpa tanda jasa' kerap menjadi alasan untuk mengabaikan kesejahteraan mereka,” ujarnya.

Baca Juga : Kicauan dari Ranny Fahd A Rafiq Untuk Kaum Buruh Dari Dalam Gedung DPR/MPR RI

Ia juga menyoroti beban tambahan yang dihadapi guru honorer, seperti harus mencari penghasilan sampingan atau bahkan berutang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kondisi ini membuat guru sulit fokus pada tugas utama mereka, yaitu mencerdaskan generasi bangsa.

Hari Guru Nasional, yang tahun ini mengusung tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”, seharusnya menjadi momen refleksi untuk meningkatkan kesejahteraan guru, khususnya guru honorer.

“Kesejahteraan guru tidak boleh hanya menjadi janji politik. Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk mewujudkan guru Indonesia yang hebat,” tegas Ranny.

Ia berharap pemerintah dapat mempercepat pengangkatan guru honorer menjadi ASN dan memberikan akses yang lebih luas pada program Pendidikan Profesi Guru (PPG).

“Guru di daerah terpencil harus mendapat perhatian khusus, termasuk insentif yang layak untuk mendukung perjuangan mereka,” tambahnya.

Guru yang sejahtera akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dan memberikan pengajaran terbaik bagi siswa. Dengan demikian, mereka tidak hanya mencetak generasi yang cerdas tetapi juga berakhlak mulia dan siap menghadapi tantangan zaman.

“Dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan. Sinergi antara kesejahteraan dan kompetensi guru akan menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif, menuju Indonesia Emas 2045,” tutup Ranny Fahd A Rafiq.

Penulis : ASW