Ditolak BPJS, Agus Salim Akan Dibawa Berobat ke Singapura dengan Biaya Pribadi

Agus Salim, korban penyiraman air keras, akan dibawa ke Singapura untuk pengobatan dengan biaya pribadi oleh tim kuasa hukumnya.

Ditolak BPJS, Agus Salim Akan Dibawa Berobat ke Singapura dengan Biaya Pribadi
Ditolak BPJS, Agus Salim Akan Dibawa Berobat ke Singapura dengan Biaya Pribadi. Gambar : Tangkapan layar Youtube/Suara.com

BaperaNews - Agus Salim, korban penyiraman air keras yang dilakukan oleh mantan karyawannya, mengalami kesulitan mendapatkan perawatan medis di Indonesia karena layanan BPJS yang biasa digunakannya menolak biaya pengobatan. 

Akibat penolakan ini, tim kuasa hukumnya berencana membawa Agus ke Singapura untuk mendapatkan pengobatan yang lebih memadai. Krisna Mukti, salah satu pengacara Agus, bahkan dikabarkan akan menanggung biaya pengobatan di Singapura dari dana pribadinya.

Kuasa hukum Agus Salim, Farhat Abbas, menyampaikan kondisi terbaru kliennya pada Kamis (7/11), melalui wawancara di kanal YouTube SelebTubeTV, yang dikutip Poskota.

Farhat menjelaskan bahwa pengobatan Agus tidak dapat lagi ditanggung BPJS, sehingga seluruh biaya pengobatan harus ditanggung secara pribadi. 

“Agus sekarang ditolak BPJS, dananya harus dibayar semua. Jadi, jangan pikir periksa ini gratis, itu bayar,” ujar Farhat.

Keputusan untuk membawa Agus ke Singapura muncul setelah Agus mengalami kendala biaya pengobatan yang harus ditanggung sendiri.

Dalam waktu dekat, Krisna Mukti bersama timnya akan membantu mempersiapkan perjalanan dan perawatan Agus di sana. Farhat menyebut bahwa tawaran bantuan tersebut disambut baik oleh Agus. 

"Alhamdulillah, Agus bersyukur kepada Allah, mereka orang baik," ucap Agus seperti yang disampaikan Farhat.

Kasus yang menimpa Agus Salim tidak hanya mencakup insiden penyiraman air keras, tetapi juga polemik terkait pengelolaan uang donasi yang diterima Agus.

Dana donasi sebesar Rp1,5 miliar yang dikumpulkan untuk membantu pengobatan Agus sebelumnya, sempat memicu kontroversi karena diduga disalahgunakan oleh keluarga Agus. 

Namun, akhirnya dana tersebut dikembalikan kepada yayasan milik Pratiwi Noviyanthi, yang akrab disapa Teh Novi, yang sebelumnya menggalang donasi untuk Agus.

Polemik ini berdampak pada keberlangsungan pengobatan Agus. Dana yang dikumpulkan seharusnya membantu meringankan biaya perawatan, tetapi justru memicu permasalahan yang mempengaruhi kelanjutan pengobatannya.

Baca Juga : Agus Salim Ngaku Bisa Lihat Lagi, Farhat Abbas: Bukan Penglihatan Normal

Menurut Farhat, Agus masih rutin melakukan kontrol dan pengobatan untuk menangani dampak penyiraman air keras yang dialaminya, terutama pada mata dan kulitnya. 

"Agus bukan bohong-bohong buta, dia benar-benar lagi berjuang," kata Farhat.

Selain kendala finansial yang dialami Agus dalam pengobatan, Farhat juga menyebut adanya hambatan lain dalam proses perawatan kliennya.

Salah satu masalah yang dihadapi adalah keengganan Agus untuk opname atau dirawat inap di rumah sakit. Alasannya, Agus tidak ingin dirawat seorang diri dan hanya mau menjalani rawat inap jika didampingi oleh sang istri. 

“Harusnya di opname, tapi dia enggak mau karena enggak mau ditinggal sendiri di rumah sakit, harus dengan istri,” jelas Farhat.

Pihak keluarga dan tim kuasa hukum terus berupaya memastikan Agus mendapatkan perawatan terbaik yang bisa dilakukan, baik di dalam maupun luar negeri.

Farhat Abbas menegaskan bahwa tindakan membawa Agus berobat ke Singapura merupakan pilihan yang ditempuh demi mendapatkan pengobatan lanjutan dan perawatan lebih intensif yang mungkin tidak bisa diberikan di Indonesia, terutama dengan adanya keterbatasan akses terhadap BPJS.

Di tengah kondisi ini, Krisna Mukti, sebagai pengacara yang ikut membantu Agus, telah menyatakan kesiapannya untuk memberikan dukungan finansial bagi pengobatan kliennya di Singapura. Langkah ini diambil sebagai bentuk kepedulian dan upaya agar Agus bisa kembali sehat.

“Tim Krisna Mukti sedang mempersiapkan Agus untuk ke Singapura,” terang Farhat.

Baca Juga : Pengacara Agus Salim Mengundurkan Diri, Akui Tidak Dihargai