BRIN Berberkan Potensi Banjir Besar Di Jabodetabek

Memasuki penghujung akhir tahun yang dibarengi musim hujan, seorang Peneliti Klimatologi, pada Pusat Riset Iklim, dan Atmosfir, BRIN ungkap akan ada potensi banjir besar di Jabodetabek.

BRIN Berberkan Potensi Banjir Besar Di Jabodetabek
BRIN beberkan potensi banjir di Jabodetabek. Gambar : unsplash.com/Dok. Ryoji Iwata

BaperaNews - Memasuki penghujung akhir tahun sekaligus musim hujan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan akan terjadi hujan badai sampai dengan 1 Januari.

Hal ini dikonfirmasi oleh seorang Peneliti Klimatologi, pada Pusat Riset Iklim, dan Atmosfir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin. Jelang tahun baru, beberapa kawasan akan berpotensi banjir besar, yaitu di Jabodetabek, khususnya Tangerang. Disebut, potensi hujan ekstrem hingga badai mulai pada 28 Desember 2022.

"Siapapun Anda yg tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan potensi hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022" kata Erma dikutip dari akun resmi Twitter pribadinya, Selasa (27/12).

Potensi banjir besar di Jabodetabek itu diperoleh dari analisa data dari Satellite Early Warning System (Sadewa). Erma lebih lanjut menjelaskan jika badai dahsyat dari laut akan berpindah ke darat melalui jalur barat dengan angin baratan yang membawa hujan badai dari laut, dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.

"Secara geografis maka Banten, Jakarta hingga Bekasi akan menjadi lokasi utama yang mendapat imbas dari hujan besar pada 28 Desember. Hujan akan membasahi kawasan tersebut mulai dari siang hingga malam hari." katanya.

Baca Juga : Kenapa Polisi Larang Pakai Lampu Hazard Waktu Hujan?

Tol Hujan

Selain banjir, Erma pun menyampaikan hati-hati akan 'Tol Hujan' laut dan darat pemicu banjir. Tol hujan itu merupakan badai yang sudah terbentuk pada pukul 03.00 WIB, Selasa (27/12) pagi.

"Tol hujan ini bernama badai Squall Line di laut (Samudera Hindia), yang bergabung dengan badai konvektif skala meso (MCC) yang terbentuk di darat dengan inti badai di atas wilayah Banten, dan sekitarnya," jelasnya.

Jalan tol hujan ini menjadi faktor tambahan untuk suplai kelembapan dari laut naik ke darat, sekaligus menjadi wadah bagi badai untuk membuat banjir di Jabodetabek.

"Jalan tol hujan ini tak hanya menjadi faktor tambahan yang bisa memberikan suplai kelembapan dari laut ke darat, tapi sekaligus menjadi jalan bagai badai untuk mengakumulasikan dan mentransfer energinya sehingga badai yang terbentuk bisa bersifat long-lasting atau bertahan lama (lebih dari enam jam)," katanya.

Lebih buruk daripada dampak yang diberikan La Nina, tol hujan ini bisa mengalami pencampuran energi ketika berada di wilayah Selat Sunda.

"Bahkan juga bisa mengalami multiplikasi energi ketika berada di Selat Sunda. Mekanisme inilah yang dapat menimbulkan banjir besar di Jabodetabek sehingga harus kita waspadai," ucapnya.

Jalan tol hujan ini menjadi penghubung bagi suplai kelembapan dari laut ke darat. Sekaligus menjadi jalan bagi badai untuk menimbulkan banjir di Jabodetabek.

Baca Juga : Fakta Minum Air Hujan, Aman Atau Tidak?

Provinsi Yang Berpotensi Hujan Lebat

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, memberikan daftar provinsi yang berpotensi hujan lebat, hal ini disampaikan melalui konferensi pers, Senin (26/12).

Ke-11 provinsi yang berpotensi hujan lebat ialah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Sementara wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat diprediksi akan melanda 9 provinsi, yaitu Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua

Baca Juga : BMKG Beri Penjelasan Fenomena Hujan Es Di Tebet Dan Kalibata