Bocah Penjual Makaroni Keliling Meninggal Usai Tabrak Tiang

Bocah penjual makaroni, Fhito Bony Fhio, meninggal dunia dalam kecelakaannya menabrak tiang listrik usai berjualan. Simak selengkapnya di sini!

Bocah Penjual Makaroni Keliling Meninggal Usai Tabrak Tiang
Bocah Penjual Makaroni Keliling Meninggal Usai Tabrak Tiang. Gambar : Kolase Tangkapan Layar Instagram/@hipontianak

BaperaNews - Seorang bocah penjual makaroni keliling, Fhito Bony Fhio (13), meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal yang terjadi di Jalan Putri Dara Hitam. Kecelakaan yang menimpa Fhito Bony Fhio itu terjadi pada Minggu, (5/5), sekitar pukul 22.12 WIB, ketika Fhio dan seorang penumpang lainnya sedang pulang setelah berjualan keliling.

Kasatlantas Polresta Pontianak, AKP Radian Andy Pratomo, mengonfirmasi bahwa kecelakaan itu terjadi di dekat Indomaret, di mana kendaraan yang ditumpangi Fhio tiba-tiba kehilangan kendali dan menabrak tiang listrik.

"Nampak jelas dari CCTV, kendaraan yang ditumpangi menabrak tiang listrik," ungkapnya.

Menurut keterangan dari keluarga korban, Fhio adalah seorang anak yang memiliki semangat tinggi untuk berusaha. Kakak korban, Febby, menyebut bahwa Fhio memiliki keinginan yang kuat untuk berjualan sejak kecil, tanpa ada paksaan dari pihak keluarga. Ibunya, Erniwati, juga menggambarkan Fhio sebagai sosok yang baik, rajin, dan periang.

"Beberapa hari sebelum meninggal, saya ada bilang 'enak ni hujan-hujan makan martabak'. Tak lama Fhio pulang ke rumah bawa martabak isi keju. Ndak pakai tanya lagi ke saya karena katanya dia tahu saya sukanya yang isi keju," cerita Erniwati.

Namun, keseharian Fhio tidak hanya diwarnai oleh semangat berjualan, tetapi juga oleh kewajibannya sebagai pelajar. Kepala Sekolah SDN 03 Pontianak, Suhadaniah, mengungkapkan bahwa Fhio sering terlambat saat berangkat sekolah. Meskipun demikian, Fhio tetap merupakan murid yang baik dan sopan.

Baca Juga: Kecelakaan Maut, Truk Tabrak Bus Rombongan Halal Bihalal, 2 Orang Tewas, 10 Luka-luka

"Memang keadaan beliau ini kan kita tau, membantu keluarganya lah. Mungkin awal-awalnya dia sedikit tidak senang juga ya berjualan, tapi belakangan dengan dia merasakan dapat uang dari pekerjaannya, jadi dia senang," ungkap Suhadaniah.

Tragedi meninggalnya bocah penjual makaroni tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama dalam memahami keseharian anak-anak yang harus menjalankan peran ganda sebagai pelajar dan pekerja. Meskipun Fhio telah tiada, kenangan akan semangat dan kebaikannya tetap dikenang oleh orang-orang yang pernah mengenalnya.

"Saya juga sempat menyampaikan kepada orang tuanya untuk sedikit mengurangi kegiatannya saat berjualan, karena dia juga kan masih pelajar di sekolah. Tapi kalau secara kepribadian anaknya ya itu tadi santun, baik dengan teman-temannya," jelas Suhadaniah.

Setelah dikebumikan di pemakaman umum di Sungai Bangkong, Pontianak, Fhio meninggalkan kenangan yang mendalam bagi keluarga, teman-temannya, dan orang terdekatnya. Meskipun perjalanan hidupnya telah berakhir, semangatnya dalam berusaha dan berbuat baik akan terus menginspirasi orang-orang di sekitarnya.

Baca Juga: Mobil HRV Mahasiswa UI Tabrak Bus Kuning, Diduga Ugal-ugalan