BNPB Jelaskan Soal Semburan Lumpur Panas Pasca Gempa Sumbar

Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Letjen TNI Suharyanto menjelaskan soal fenomena semburan lumpur panas yang muncul usai terjadinya gempa di Sumbar.

BNPB Jelaskan Soal Semburan Lumpur Panas Pasca Gempa Sumbar
BNPB Jelaskan Soal Semburan Lumpur Panas Pasca Gempa Sumbar. Gambar: cnnindonesia.com/ Erik

BaperaNews - Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Letjen TNI Suharyanto menjelaskan adanya fenomena semburan lumpur panas yang muncul dari dalam tanah Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumbar. Fenomena tersebut terjadi setelah gempa magnitudo 6,2 terjadi di Kabupaten Pasaman hari Jumat 25 Februari 2022.

Fenomena itu kata Suharyanto (kepala BNPB) disebut dengan likuifaksi tanah, terjadi ketika tanah jenuh hilang kekuatan dan kekakuan karena adanya tegangan, sehingga tanah yang awalnya berubah menjadi air berat atau cairan.

“Setiap ada gempa dengan episenter di darat memang biasa diikuti dengan longsor, likuifaksi, dan pergerakan tanah” ujarnya. Ia menjelaskan hal ini bisa terjadi di skala besar dan skala kecil, skala besar misalnya di Palu pada tahun 2019 lalu, fenomena tersebut juga bisa terjadi akibat air sumur mengering dan air pasir naik.

“Tanah berubah jadi lumpur karena terdorong air tanah ketika gempa terjadi bercampur dengan tanah, atau biasa disebut sand boiling” lanjutnya.

Baca Juga: Rusia Dan Ukraina Perang, Vladimir Putin Ancam Negara Yang Ikut Campur

Ia berharap fenomena likuifaksi di Pasaman Barat tidak terjadi di wilayah lain, ia juga berharap kejadiannya sementara. “Kita harapkan adanya kejadian tersebut sifatnya lokal dan sementara” ucapnya.

Sebelumnya viral video air panas meluap dari dalam tanah, terlihat seperti mata air bercampur dengan lumpur warnanya coklat muda dan menyembur terus mengalir. Fenomena terjadi setelah terjadi gempa.

Sebelumnya terjadi gempa dengan kekuatan magnitudo 6,1 di timur laut Pasaman Barat hari Jumat 25 Februari 2022 jam 08.39 WIB, gempa terasa jauh guncangannya hingga ke Semenanjung Malaysia.

Dampak paling hebat terjadi salah satunya di Kabupaten Agam, tujuh bangunan rusak dan seorang balita luka berat. Enam orang disebut meninggal dunia dalam bencana alam tersebut.

“Iya ada korban meninggal dunia, 3 dari Pasaman, 3 dari Pasaman Barat, ada lain lagi 2 orang, jadi total warga meninggal dunia 8 orang, luka berat ada 10 orang, dan luka ringan ada 76 orang” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur hari Jumat 25 Februari 2022.

BPBD Pasaman Barat mencatat ada sekitar 6.002 warga mengungsi ke 35 titik di Kecamatan Talamau, Kinali, dan Pasaman. BNPB juga masih mencari 6 orang yang hilang karena tertimbun longsor.

Sedangkan untuk kerusakan terdata ada 103 rumah rusak berat, 5 rusak sedang, 317 rusak ringan, 3 fasilitas pendidikan rusak berat, dan aula Bupati Pasaman Barat rusak ringan.

Baca Juga: Pasukan Rusia Berada 32 Kilometer Dari Kiev Pusat Pemerintahan Ukraina, Perang Kota Bisa Terjadi