Bikin Geger! Ternyata Albert Einstein Pernah Ramal Israel Bakal Runtuh

Penolakan tegas Albert Einstein terhadap pembentukan Israel dan gerakan Zionis tercermin dalam surat-surat kritisnya. Simak selengkapnya di sini!

Bikin Geger! Ternyata Albert Einstein Pernah Ramal Israel Bakal Runtuh
Bikin Geger! Ternyata Albert Einstein Pernah Ramal Israel Bakal Runtuh. Gambar : Kolase Pixabay/X/Akjailani

BaperaNews - Albert Einstein, seorang fisikawan yang dikenal sebagai salah satu genius terbesar sepanjang sejarah pernah mengungkapkan sikap kritisnya terhadap pendirian Israel di tanah Palestina pada Mei 1948. Meskipun seorang Yahudi, Einstein menunjukkan penolakannya terhadap gerakan Zionis yang menurutnya hanya akan membawa kehancuran.

Pendirian Israel oleh David ben-Gurion pada Mei 1948 memicu reaksi keras dari banyak pihak, termasuk dari Albert Einstein. Sebulan sebelum berdirinya Israel, tepatnya pada 10 April 1948, Einstein telah menunjukkan sikap kritisnya melalui surat yang ditujukan kepada Shepard Rifkin, Executive Director American Friends of the Fighters for the Freedom of Israel.

Meskipun sikap kritis ini tidak mampu menghentikan berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948, pandangan kritis Einstein terhadap Israel tetap berlanjut. Tujuh bulan setelah pendiriannya, Einstein bersama 29 tokoh ternama Amerika Serikat lainnya mengirim surat terbuka kepada The New York Times pada 4 Desember 1948.

Surat tersebut berjudul New Palestine Party: Visit of Menachem Begin and Aims of Political Movement Discussed.

Dalam surat tersebut, Einstein dan kawan-kawan mengkritik Partai Harerut di Israel, yang dipimpin oleh Menachem Begin. Mereka menyatakan bahwa partai tersebut mirip dengan Nazi dan disebut sebagai "partai teroris." Einstein menentang kunjungan Begin ke AS karena khawatir akan memperkuat hubungan AS-Israel yang dapat mengganggu eksistensi Palestina.

Menurut jurnalis Yvonne Ridley, surat-surat Einstein mengindikasikan bahwa Einstein meramalkan kehancuran Israel di masa depan, meskipun pernyataan tersebut dilontarkan pada saat Israel baru berdiri. Ridley mengungkapkan bahwa Einstein menulis surat dengan perasaan muak terhadap kekerasan yang terjadi seiring pendirian Israel.

Baca Juga: Coca-Cola dan Starbucks: Kami Tidak Berikan Dukungan Finansial ke Israel

Pada April 1948, Einstein menulis surat khusus setelah pembantaian Deir Yassin di Yerusalem Barat pada 9 April 1948, di mana sekitar 130 anggota kelompok paramiliter Zionis membantai sekitar 250 warga Palestina.

Surat tersebut ditujukan kepada Shepard Rifkin, direktur eksekutif American Friends of the Fighters the Freedom of Israel. Dalam surat tersebut, Einstein menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pembentukan dan pendanaan kelompok paramiliter kemerdekaan Israel yang menggunakan kekerasan dalam mengusir pemerintahan Inggris yang saat itu menduduki tanah Palestina.

Meskipun Einstein mendukung ide agar kaum Yahudi bisa kembali tinggal di Palestina, ia menolak ide pembentukan negara lengkap dengan sistem pemerintahan dan angkatan bersenjata di atas tanah yang diambil dari rakyat Palestina.

Isi surat yang ditulis oleh Albert Einstein kurang dari 24 jam setelah pembantaian Deir Yassin adalah sebagai berikut:

"Hormat kami,

Ketika bencana nyata dan terakhir harus menimpa kita di Palestina, yang pertama bertanggung jawab untuk itu adalah Inggris dan yang kedua untuk itu organisasi teroris yang dibangun dari barisan kita sendiri. Saya tidak ingin melihat siapa pun yang terkait dengan orang-orang yang disesatkan dan kriminal itu.

Hormat kami,

Albert Einstein."

Surat ini menjadi salah satu dokumen anti-Zionis paling berat yang terkait dengan Albert Einstein, yang menunjukkan bahwa sikap kritisnya terhadap pendirian Israel tidak pernah surut, bahkan setelah negara tersebut resmi berdiri.

Meskipun ditawari menjadi Presiden Israel pada 1952 oleh Perdana Menteri David Ben-Gurion, Einstein menolak tawaran tersebut dengan tegas. Kecaman Einstein terhadap kekerasan yang terjadi menjelang kelahiran Israel, seperti pembantaian Deir Yassin, membuatnya menolak menjadi bagian dari pemerintahan Israel.

Baca Juga: Aksi Boikot Produk Pro Israel Dikhawatirkan Bisa Kena PHK Massal