Australia Berencana Akan Membuka Perbatasan Internasional Sebelum Natal
Pemerintah Australia akan membuka akses keluar-masuk negaranya paling lambat sebelum Natal. Australia menjadi salah satu negara paling ketat saat pandemi
BaperaNews - Pemerintah Australia berencana akan membuka perbatasan internasional paling lambat saat perayaan Hari Natal pada 25 Desember mendatang.
Dan Tehan yang merupakan Menteri Pariwisata Australia menyampaikan bahwa warga negara Australia akan diizinkan untuk dapat berpergian keluar negeri dengan tanpa pembatasan Covid-19 ke berbagai negara yang telah menyepakati koridor perjalanan atau travel bubble dengan Canberra.
Dengan demikian, Tehan menyampaikan bahwa warga Australia akan tetap patuh pada aturan di negara-negara yang dikunjunginya.
Mengutip dari The Straits Times pada Kamis (23/9), Tehan mengatakan bahwa orang-orang dapat dengan bebas bepergian ke luar Australia tanpa adanya batasan serta larangan di bawah rencana nasional yang mengatur tingkat risiko negara-negara dari infeksi Covid-19.
Tehan juga menyampaikan bahwa saat ini Scott Morrison yang merupakan Perdana Menteri sedang melakukan pembukaan koridor perjalanan dengan beberapa negara demi mengurangi sejumlah pembatasan perjalanan, termasuk soal waktu karantina.
Tehan berharap kebijakan karantina mandiri untuk para pendatang dari luar negeri dapat diterapkan sebelum Hari Natal tiba.
Mengutip dari CNN pada hari Rabu (22/09/2021), Tehan menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan alasan lain mengapa setiap orang harus divaksinasi dan kita harus tetap berpegang pada rencana nasional yang akan membuka perbatasan internasional kita, paling lambat di tingkat ini pada Natal.
Selain itu, Tehan juga telah melakukan koordinasi dengan industri penerbangan di Australia. Qantas yang merupakan salah satu maskapai penerbangan Australia menyampaikan bahwa mereka akan memulai kembali penerbangan pada bulan Oktober secara perlahan.
Tehan juga mengatakan bahwa kebijakan mengenai pembukaan perbatasan ini akan berlaku usai tingkat vaksinasi di Australia telah mencapai 80 persen.
Semenjak terjadinya pandemi Covid-19, Australia menjadi salah satu negara yang menerapkan aturan pembatasan paling ketat di dunia.
Australia bahkan menutup perbatasan bagi non-penduduk serta menerapkan sistem karantina wajib sehingga disiplin dalam membatasi jumlah orang yang dapat kembali ke negaranya pada bulan Maret 2020.
Perdana Menteri Morrison juga menerapkan aturan yang mencegah penduduknya untuk meninggalkan Australia.
Morrison menyampaikan bahwa ia berempati kepada para warga Australia yang selama ini telah ditolak kesempatannya untuk dapat bepergian ke luar negeri.
Penyiar ABC Australia melaporkan bahwa terdapat 38 ribu warga Canberra yang masih menunggu untuk dipulangkan dari luar negeri pada bulan Juli lalu.