Anak Crazy Rich di Makassar Tertipu Calo Akpol, Rugi Rp4,5 Miliar
Penipuan seleksi Akpol rugikan keluarga ‘crazy rich’ Makassar Rp4,9 miliar. Pelaku klaim koneksi pejabat, kini ditahan Polrestabes Makassar.
BaperaNews - Kasus penipuan seleksi taruna Akademi Kepolisian (Akpol) menimpa Gonzalo Al Ghazali, putra pengusaha terkenal Citra Insani, yang dikenal sebagai "crazy rich Makassar."
Kasus ini mengakibatkan kerugian senilai Rp4,9 miliar bagi keluarga korban, diduga melibatkan seorang aktivis antikorupsi bernama Andi Fatmasari Rahman. Tersangka kini telah ditahan oleh Polrestabes Makassar, sementara penyelidikan lebih lanjut tengah berlangsung.
Kronologi Penipuan yang Dialami Gonzalo Al Ghazali
Gonzalo Al Ghazali, putra dari keluarga kaya di Makassar, pertama kali berkenalan dengan Andi Fatmasari Rahman yang mengklaim mampu menjamin kelulusan seleksi Akpol melalui "jalur khusus."
Andi diduga memanfaatkan statusnya sebagai aktivis antikorupsi untuk mendapatkan kepercayaan keluarga. Modus operandi Andi mencakup klaim hubungan dengan sejumlah pejabat kepolisian dan politisi, termasuk anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.
Menurut Citra Insani, ibu Gonzalo, Andi meminta sejumlah dana bertahap sebagai "jaminan" agar Gonzalo bisa lolos seleksi. “Dia mengaku mengenal beberapa pejabat tinggi, bahkan menyebut nama (Ahmad Sahroni),” ungkap Citra di akun media sosialnya.
Total dana yang diserahkan keluarga secara bertahap mencapai Rp4,9 miliar, termasuk dalam bentuk emas batangan dan perhiasan lainnya.
Modus Berlapis yang Dilakukan Pelaku
Andi Fatmasari Rahman, yang diduga berperan sebagai calo Akpol, mengaku memiliki pengaruh untuk menjamin kelulusan Gonzalo dalam seleksi Akpol.
Berdasarkan penuturan nenek Gonzalo, Hj. Rosdiana, Andi mulai mendekati keluarga sejak Februari 2024, menawarkan jalur khusus bagi Gonzalo.
Awalnya, keluarga sempat ragu, tetapi pelaku berhasil meyakinkan mereka melalui beberapa pertemuan dan dengan menunjukkan bukti kepemilikan aset pribadi seperti rumah dan mobil mewah.
Permintaan dana dari Andi dimulai dari Rp1 miliar dan terus bertambah dengan alasan “persaingan ketat” di seleksi Akpol.
“Awalnya kami menyerahkan Rp1 miliar, tapi kemudian dia meminta tambahan Rp1,5 miliar dan terus naik hingga mencapai Rp4,9 miliar,” jelas Hj. Rosdiana.
Baca Juga : Ditipu Pria Berseragam Usai Dinikahi Pakai Mahar Emas Palsu, Putri Camat Putuskan Gugat Cerai
Langkah-langkah Pelaku dalam Memuluskan Penipuan
Selain meminta dana, pelaku juga membawa Gonzalo ke Jakarta dan Semarang dengan dalih mengatur pertemuan penting bersama pejabat kepolisian, termasuk kesempatan makan malam bersama Kapolri.
Andi bahkan sempat mengajak Gonzalo untuk tinggal sementara di Semarang, sehingga keluarga semakin percaya bahwa upaya kelulusan sedang diusahakan.
Namun, pada akhirnya Gonzalo tidak lolos seleksi, dan dugaan penipuan mulai terungkap setelah hasil resmi menunjukkan kegagalannya.
Selama masa menunggu pengumuman, Andi kembali meminta uang tambahan sebesar Rp2 miliar untuk mengatasi persaingan. Setelah hasil seleksi keluar dan tidak ada nama Gonzalo, barulah keluarga menyadari bahwa mereka telah menjadi korban penipuan.
Langkah Hukum dan Penahanan Tersangka
Setelah menyadari adanya unsur penipuan, keluarga Gonzalo melaporkan Andi Fatmasari Rahman ke Polrestabes Makassar.
Kasatreskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana, menyatakan bahwa tersangka telah ditahan sejak (29/9) di kediamannya di Kabupaten Bone. Saat ini, Andi Fatmasari Rahman dikenakan pasal 378 KUHP tentang penipuan, dengan ancaman pidana penjara lebih dari lima tahun.
Devi menambahkan, “Pelaku mengaku bisa menjamin kelulusan melalui jalur tertentu, namun ini terbukti sebagai kebohongan yang merugikan keluarga.”
Respons Ahmad Sahroni dan Peringatan Kepolisian
Ahmad Sahroni, yang namanya disebut pelaku sebagai koneksi, merespons melalui media sosial dengan mengunggah ulang video Citra Insani dan memperingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya pada tawaran tidak resmi yang melibatkan pembayaran.
"Kasian kena tipu ya atas nama Sahroni," tulisnya pada unggahan tersebut.
Kepolisian juga mengingatkan masyarakat bahwa proses penerimaan Akpol, Bintara, dan Tamtama tidak dipungut biaya apa pun.
Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Didik Supranoto, menyatakan, “Masuk sebagai calon anggota Polri tidak memerlukan biaya apa pun. Jika ada yang mengiming-imingi biaya masuk, dapat dipastikan itu adalah penipuan,” ujarnya.
Kombes Didik mengimbau masyarakat yang merasa menjadi korban untuk segera melapor.
Kasus Serupa di Lingkup Polda Sulsel
Selain kasus Gonzalo, penipuan serupa dialami Tanri Bangun Patta, anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar. Anaknya, AIB, yang tidak lolos seleksi Bintara Polri, juga ditawari jalur khusus oleh seorang calo berinisial FAI.
Tanri mengalami kerugian hingga Rp385 juta, sebagian besar melalui transfer bertahap. Kasus ini telah dilaporkan ke Polda Sulsel pada (18/9).
Polda Sulsel menyatakan bahwa pihaknya serius menindak laporan-laporan terkait penipuan rekrutmen anggota kepolisian yang dilakukan oleh para calo, karena tindakan tersebut merugikan banyak pihak.
Baca Juga : Gagal Jadi Kades, Pria Mojokerto Ini Ikut Pesugihan Demi Balik Modal tapi Berujung Tertipu Rp325 Juta