Ahli: Anak Dalam Kandungan Bisa Kena Dampak Polusi Udara
Polusi udara Jakarta bukan hanya ancaman bagi warga yang telah lahir, tetapi juga dapat berdampak serius pada janin dalam kandungan. Simak selengkapnya!
BaperaNews - Buruknya kualitas udara tidak hanya berpengaruh pada manusia yang telah lahir ke dunia. Kualitas udara buruk seperti polusi udara Jakarta ternyata juga bisa berdampak pada janin atau bayi yang masih berada di kandungan ibunya.
Beberapa pekan terakhir polusi udara Jakarta menjadi sorotan, dianggap mencekik warga sebab membuat warga rentan terpapar sejumlah penyakit pernapasan seperti ISPA.
Pemerintah DKI Jakarta sendiri berusaha atasi dengan cara menerapkan sistem kerja WFH pada ASN, memperbanyak ruang terbuka hijau, memperketat uji emisi kendaraan, hingga mendorong masyarakat beralih ke kendaraan umum.
Kepala Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. Darmawan Setyanto Sp.A (K), mengungkap anak dalam kandungan bisa terdampak polusi udara Jakarta sejak ia berada di perut ibunya sampai ia dilahirkan.
Ketika ibu hamil terpapar polusi udara, anak dalam kandungan juga ikut terpapar karena organ janin seperti kulit bisa tumbuh dari ibunya. Udara yang dihirup dan makanan janin juga berasal dari ibunya.
Ibu hamil yang terus terpapar polusi udara jelas memicu iritasi dan peradangan yang bisa sampai masuk ke paru-paru.
Begitu pula dengan janin, anak dalam kandungan ini beresiko terganggu sistem respiratorinya dan menyebabkan anak menderita asma atau batuk kelak ketika ia lahir.
Baca Juga : Demi Kurangi Polusi di Jakarta, Menhub Pertimbangkan Sistem 4 In 1
Polusi udara juga beresiko menghambat tumbuh kembang anak, rentan mengalami masalah neurologi, rentan terkena gangguan mental, serta membuat anak tidak maksimal gerak motorik kasar dan halusnya.
“Artinya kalau sejak usia muda terpapar polusi udara, makin besar dampak negatifnya” kata Darmawan.
Polusi udara ternyata juga bisa menjadi sebab stunting pada anak karena polusi membuat fungsi paru berkurang dan meningkatkan infeksi di pernapasan.
“Yang paling kuat resikonya itu di paru, pneumonia” imbuhnya.
Dan yang paling parah adalah kematian. Tiap tahunnya, 2,2 juta bayi dan orang meninggal dunia karena polusi udara. 29% diantaranya karena penyakit paru, penyakit pernapasan lain, jantung koroner, dan stroke yang disebabkan polusi udara.
Berikut daftar dampak polusi udara bagi anak dalam kandungan yang berdampak pada bayi tersebut ketika ia dilahirkan :
- stunting
- berat badan rendah
- resiko kanker, diabetes, penyakit pernapasan, asma, batuk, atau jantung ketika dewasa
- gangguan mental
- gangguan fungsi motorik kasar dan halus
- fungsi paru berkurang
- kematian (paling parah)
Darmawan menyarankan bagi ibu hamil yang tinggal di kota besar berpolusi seperti di DKI Jakarta agar mengurangi keluar rumah jika bisa, memakai masker dengan respirator ketika keluar rumah, memakai penjernih udara di rumah, dan hindari segala bentuk asap baik itu asap kendaraan atau asap dari pembakaran sampah.
Semoga polusi di DKI Jakarta maupun di kota Indonesia lainnya bisa segera berkurang dan teratasi ya.
Baca Juga : Bakar Sampah, Anak Tetangga Kena ISPA di Tangsel