103 Warga Gaza Tewas Dibantai Militer Israel Setelah Pengumuman Gencatan Senjata
Israel kembali menyerang Gaza, hanya beberapa hari usai pengumuman gencatan senjata pada 19 Januari 2025.
BaperaNews - Militer Israel kembali melancarkan serangan di wilayah Gaza setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata terbaru.
Akibatnya, 103 warga Palestina tewas, termasuk 27 anak-anak dan 31 perempuan, berdasarkan laporan dari Juru Bicara Layanan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, dikutip dari Aljazeera.
82 dari total korban tewas berada di wilayah Gaza Utara, 16 lainnya di Selatan, 14 di Khan Younis, 2 di Rafah, 5 lainnya di Gaza Tengah.
Menurut otoritas Palestina, serangan yang dilancarkan oleh Israel menghantam berbagai lokasi di Jalur Gaza. Sebagian besar korban tewas adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Baca Juga: Donald Trump Pernah Ancam Gaza Akan Jadi Seperti Neraka, Kini Los Angeles Alami Kebakaran Hebat
Sebelumnya, Israel sempat menunda pemungutan suara di kabinet mengenai perjanjian gencatan senjata. Mereka menuduh Hamas melanggar sebagian kesepakatan, meskipun Hamas menyatakan komitmen penuh terhadap perjanjian tersebut.
Di sisi lain, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jon Finer mengatakan pemerintahan Joe Biden mengharapkan kesepakatan gencatan senjata akan tetap dilaksanakan Minggu (19/1).
Namun, Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich dari Partai Zionis sayap kanan, mengancam akan keluar dari koalisi pemerintahan jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak melanjutkan serangan militer setelah tahap awal kesepakatan. Langkah ini meningkatkan risiko runtuhnya pemerintahan Netanyahu.
Kendati demikian, kabar terbaru mengatakan jika Israel telah setujui gencatan senjata. Kesepakatan ini didapat oleh kabinet menteri yang berisi 33 orang dan melalui debat panjang berjam-jam pada Jumat (17/1).
Baca Juga: Resmi! Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata di Gaza Mulai 19 Januari
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sendiri mencakup tiga fase utama. Fase pertama, yang dijadwalkan berlangsung selama 42 hari, melibatkan pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan di Gaza.
Selain itu, fase ini juga memungkinkan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Fase kedua bertujuan mengakhiri perang secara menyeluruh, termasuk pembebasan sandera pria oleh Hamas sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Fase ketiga mencakup pemulangan jenazah serta rekonstruksi Gaza yang telah porak-poranda akibat konflik.